Lihat ke Halaman Asli

Nad

Sekretaris Jenderal

Wajah Ternate di Era Modern: Negeri Alam Ma Kolano Patut Dipertanyakan?

Diperbarui: 13 Desember 2021   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: Kabartimurnews.com

Oleh: Nadhir Wardhana Salama

Suba se salam…

Mengawali artikel ini terlebih dahulu penulis mengajak pembaca memanjatkan shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Allahumma sholli wasallim ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad, serta puji syukur kepada Allah Swt yang atas rahman dan rahimnya kita masih berada dalam naunganNya.

Ternate tidak lagi belia, kota yang dahulu pernah menjadi negara serta ibu dari gugusan kepulauan maluku, sebagian wilayah sulawesi, kepulauan filipina, hingga Kepulauan Marshall di Pasifik. 

Gugusan kepulauan yang dahulu menjadi rebutan bangsa besar eropa, menjadi saksi  pembagian wilayah besar dua raksasa pelayaran dunia di kalah itu, spanyol dan juga portugis yang termuat dalam perjanjian saragosa pada 22 April 1529. 

Tempat dimana menjadi saksi temuan penting ilmu pengetahuan modern utamanya di bidang biologi, tatkala Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya di ternate mengantarkannya membangun teori evolusi yang ditandai dengan surat “On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type”, yang menjadi acuan penting perumusan teori evolusi darwin dalam buku Origin of Species di tahun 1859. 

Di masa perang dunia kedua antara jepang dan Amerika Serikat serta sekutu di gugusan Kepulauan Maluku dan Pasifik, Ternate bukan hanya menjadi saksi tapi ikut menjadi aktor penting sehingga Amerika serikat melalui Jenderal Mac Arthur harus bersusah paya mengambil hati Ternate, salah satunya dengan berkedok mengungsikan Sultan Muhammad Djabir Sjah dari Ternate.

Berbicara tentang ternate tidak akan pernah ada habisnya, masih banyak cerita yang bahkan bukan hanya terlupakan, tapi sengaja disembunyikan oleh orang-orang yang takut ternate kembali berjaya atau dari Orang-orang Ternate sendiri yang takut anak cucunya menjadi  besar kepala. 

Cerita ternate digambarkan oleh para orangtua-tua atau sesepuh kedalam dua bentuk, yang pertama ada cerita terang atau cerita yang dapat diceritakan turun temurun, namun ada juga cerita gelap atau cerita yang tidak dapat sembarang diceritakan secara bebas turun temurun karena dianggap rahasia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline