Lihat ke Halaman Asli

Renjana

Diperbarui: 6 Juli 2017   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.tumbrl.com

Sudahkah kau menerima surat-surat ku?
Sudahkah hujan, burung merpati dan guguran cahaya senja menyampaikannya pada mu?
jika belum, boleh kau baca puisi ini sebagai penggantinya
meskipun tak beraroma hujan, tak bersuara kepakan merpati dan tak bersinar
perasaan itu tetap sama, terbentuk oleh ketabahan kasih dan cinta.

Puisi ini seperti perapian sederhana
ketika kau menelusuri kata, kau akan menemukan hangat
ditumpukan diksi basa basi.
Seolah kau menelanjangi syukur ku
menemukan mu diantara ribuan pasang mata semu.

Puisi ini adalah nafas-nafas kehidupan
yang membawa kita menaiki bukit, menuruni jalan terjal
berkelok diantara sawah, kadang menukik tajam ke arah jurang.
Jalan yang membawa kita mungkin berliku
tapi tidak buntu.

Puisi ini adalah kamu
manusia pemilik mata sendu dan senyum candu
melesapkan kesedihan dalam sekali pelukan
cinta yang selalu aku temukan di udara, aksara dan ketaatan doa.

2017. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline