Lihat ke Halaman Asli

Nadhif Faris Alrizkita

Universitas Airlangga

Pendidikan Demokrasi Wujudkan Integrasi Nasional

Diperbarui: 24 Juni 2022   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Demokrasi pendidikan dapat didefinisikan sebagai Pendidikan yang berpijak pada nilai-nilai demokratis dan pedagody of hope. Pendidikan demokratis merupakan pembelajaran yang dibangun untuk mewujudkan lingkungan yang damai dan kritis, menghidupkan pendapat, dan keikutsertaan setiap lapisan masyarakat.

Pendidikan demokrasi diwujudkan dalam sekolah/pembelajaran demokratis. Sekolah demokratis dicirikan dengan keterlibatan semua lapisan masyarakat sekolah yang meliputi guru, murid, pimpinan sekolah, staff, dan orang tua/wali murid dalam segala sesuatu yang
berkaitan dengan tata kelola sekolah dan pembuatan keputusan pendidikan. Hal ini bertujuan agar keputusan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan oleh setiap lapisan masyarakat sekolah. Tentunya dalam pembuatan keputusan tersebut didasari oleh nilai-nilai dan melalui proses yang demokratis.

Pelaksanaan demokrasi di sekolah sering terhambat sebab pembelajaran sering tidak kondusif untuk dilakukan demokrasi. Realita yang terjadi sekarang adalah guru mengajar dan siswa diajar, guru bicara dan siswa mendengarkan, guru berpikir dan siswa dipikirkan, guru tahu semuanya dan siswa tidak mengerti apa-apa, guru adalah subjek dan siswa adalah objek dari proses belajar. Siswa hanya dianggap sebagai barang yang tidak berdaya dan bisa diapakan saja menurut kemauan guru.

Metode pembelajaran harus diganti jika ingin membantu proses demokratisasi. Metode pembelajaran diubah menjadi situasi yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif, tidak tertekan, berani mengungkapkan pendapatnya dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Tidak adanya indoktrinasi dan adanya model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi bahan pelajaran, mempertanyakan bahan pelajaran, dan ikut mendiskusikan bahan tersebut.
  2. Siswa diberi kesempatan untuk menentukan alternatif lain dalam mempelajari atau menyelesaikan suatu permasalahan
  3. Siswa mendapat dukungan untuk mau dan berani mengungkapkan gagasannya dan mengajukan usulan atau saran.

Dengan begitu siswa akan mempunyai inisiatif untuk maju dan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan kata lain, siswa sudah dilatih untuk berkomunikasi dan hidup di tengah masyarakat. Praktik kehidupan sekolah harus diciptakan suasana demokratis sehingga
siswa berkembang kreativitasnya, menaati kesepakatan demi kebaikan bersama, menghargai perbedaan ras, suku, budaya, dan agama sehingga tercipta perdamaian dan integrasi nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline