Harga cabai di sejumlah daerah termasuk di wilayah Kecamatan Batu mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan bulan sebelumnya, salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan harga cabai rawit yaitu tingginya curah hujan di beberapa wilayah yang mengakibatkan tanaman cabai rawit mati atau terkena serangan hama, oleh sebab itu banyak petani cabai rawit mengalami gagal panen, sehingga pasokan cabai rawit dipasaran mengalami penurunan. Namun, kejadian tersebut tidak menyurutkan semangat petani cabai rawit di Desa Oro Oro Ombo dalam melakukan budidaya cabai rawit, contohnya bapak kasmono, ibu lasmani, dan ibu wiji yang dengan giat merawat tanaman cabai rawitnya seperti, ndangir dan membersihkan gulma, mereka berharap agar tanaman cabai rawitnya dapat tumbuh dengan subur dan menuai hasil yang melimpah.
Lima Mahasiswa Agribisnis UMM yang terdiri dari Nisa, Azali, Nadif, Lilis, dan Asiyah yang tergabung dalam kegiatan pengabdian masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) turut membantu petani dalam melakukan perawatan tanamannya, selain itu lima mahasiswa ini juga berbincang terkait alur pemasaran cabai rawit di daerah setempat. Umunya petani memasarkan hasil panen nya kepada tengkulak yang kemudian tengkulak menjual lagi ke pengepul, dari pengepul kemudian dijual kembali ke pengecer. Petani cabai rawit ini berharap harga cabai rawit untuk tahun tahun selanjutnya tidak berada dalam harga yang murah, mengingat biaya saprodi untuk komoditas ini juga tidak murah karena cabai rawit tergolong dalam tanaman yang mudah terserang hama penyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H