Penggunaan Deiksis dalam cerpen "Madrasah Kunang-kunang" karya Zelfeni Wimra (Sejumlah Cerita Ramuan Penangkal Kiamat).
Oleh :
1. Olivia Suhendra (2110723004)
2. Vedri Rahmat Putra (2110722032)
Deiksis berasal dari kata Yunani "deiktikos", yang berarti 'penunjukan langsung'. Dalam linguistik, deiksis adalah istilah yang merujuk pada kata atau frasa yang bergantung pada orang yang mengucapkannya, kapan, dan di mana.
Lima jenis utama deiksis adalah deiksis persona (yang berkaitan dengan siapa yang berbicara), deiksis waktu (yang berkaitan dengan kapan sesuatu terjadi), deiksis tempat (yang menunjukkan di mana sesuatu terjadi), deiksis wacana (yang bergantung pada konteks ujaran), dan deiksis sosial (yang bergantung pada status sosial pembicara).
Dalam deiksis persona, kata ganti orang digunakan untuk referensi berdasarkan peran yang dimainkan peserta dalam peristiwa tutur. Pronomina menunjukkan deiksis personal. Kata ganti yang menggantikan penutur disebut deiksis persona pertama. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Aku ayunkan langkah dalam gerak lambat... ", "...Aku sudah tidak begitu ingat, kapan terakhir melihat Kunang-kunang... ". Istilah panggilan dikaitkan dengan deiksis persona kedua, yang merujuk kepada lawan tutur. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Engkau sadari itu, " kata ayah... ", "...Setalah salam kau tolehkan ke kanan dan ke kiri, air mata itu akan berjatuhan lagi... ", "...Ananda, berwudhulah...".
Orang lain selain pembicara dan pendengar disebut sebagai persona ketiga dalam deiksis persona ketiga. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Ia tampak tak merespon siul dedaunan pinus dengan tarikan napas yang dalam... ", "...Hingga pada tahun ketiga aku dapat kabar beliau sudah berpulang..."
Dalam deiksis waktu, hubungan waktu antara penutur atau penulis dan mitra tutur atau pembaca dipertimbangkan. Semua bahasa mengucapkan waktu dengan cara yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, "waktu" mengacu pada waktu saat ini, "tadi" mengacu pada masa lalu, "dahulu" mengacu pada masa lalu, dan "nanti" mengacu pada masa depan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Tak bisa mengelakkan ketika Kunang-kunang mengerubungi kepalaku... ", "...Selanjutnya memadati atap gedung bekas asrama putri... "
Deiksis tempat adalah konsep dalam linguistik yang merujuk pada penggunaan kata atau frasa untuk menunjukkan lokasi atau tempat tertentu dalam percakapan atau teks. Hal ini bergantung pada konteks fisik pembicaraan dan dapat berubah tergantung pada lokasi dari mana pembicara berbicara dan pendengar mendengarkan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...bagaimana keadaan mata, Buya? Apakah Kunang-kunangnya masih di situ? " tanyaku menyela... ", "...Yang mengiris perasaann, mereka justru merantau ke luar negeri dan biasanya enggan untuk kembali pulang..." .
Deiksis wacana adalah konsep dalam linguistik yang mengacu pada penggunaan rujukan pada bagian-bagian khusus dalam wacana yang sudah ada atau sedang dikembangkan. Contoh kutiapan dalam cerpen Madrasah Kunang-kunang karya Zelfeni Wimra di antaranya, "...Nyaris pada setiap kali Buya berkata-kata, selalu terselip ibarat dan perumpamaan. Sebagian bisa kupahami langsung ketika mendengarkan. Sebagian lagi, kuketahui maksudnya justru setelah dewasa... ".