Lihat ke Halaman Asli

Nada Zuhaidah

mahasiswa uinws

Haul Almarhum Al Maghfurllah Simbah KH Nur Chozin ke-29 dan Khotmil Qur'an ke-18 Pondok Pesantren Nurul Qur'an, Sukolilan Patebon

Diperbarui: 18 Juli 2024   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kendal (15/07/2024) -- Ribuan santri, alumni, dan masyarakat sekitar menghadiri acara Haul  Al Marhum Al Maghfurlah Simbah KH. Nur Chozin ke -29 dan Khotmil Qur'an ke-18 Pondok Pesantren Nurul Qur'an, Desa Sukolilan berlangsung dengan penuh khidmat. Acara tahunan ini diadakan untuk mengenang jasa para pendiri pesantren serta para ulama yang telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Kegiatan haul ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh santri-santri terbaik pondok pesantren. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil, mauidzah hasanah dan doa bersama yang dipimpin oleh para Kyai.

Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para alumni pondok pesantren yang datang dari berbagai daerah. Mereka berkesempatan untuk bertemu kembali dengan teman lama dan pengajar yang telah membimbing mereka selama menuntut ilmu di pondok pesantren.

Tidak hanya itu, rangkaian acara haul juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seni islami seperti hadroh, qosidah yang dibawakan oleh santri-santri Pondok Pesantren Nurul Qur'an. Kegiatan ini menambah semarak suasana dan memperkuat ikatan kebersamaan di antara para peserta. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa dalam momen tersebut, mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Nurul Qur'an

Mauidzah khasanah yang disampaikan oleh Almukarrom KH. Musthofa Aqil Siroj dari Kampek, Cirebon bahwasanya jika tidak ada pesantren di Indonesia maka negara ini akan bubar (cerai berai). Ketiadaan pesantren juga meniadakan NU, dimana NU didirikan oleh kyai pesantren.
"Apabila di Indonesia tidak ada pesantren, maka negara ini akan bubar. Tidak adanya pesantren juga tidak ada NU, karena NU didirikan oleh kyai pesantren" dawuh beliau.

Kita patut meneladani perjuangan dan semangat para pendahulu dalam menyebarkan ilmu dan akhlak mulia. Para pejuang dengan ikhlas dan gigih mengabdikan diri untuk agama islam.

"Kita harus selalu mengingat dan meneladani perjuangan para pendiri pesantren ini, yang dengan ikhlas dan gigih mengabdikan diri untuk pendidikan dan dakwah Islam. Semoga kita semua dapat meneruskan perjuangan mereka," ujar Isma Sari dan Intan Ayu Novitasari Mahasiswa KKN UIN Walisongo Posko 137 yang ikut serta menghadiri acara haul tersebut

Dengan terselenggaranya acara haul ini semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan serta akhlak mulia dapat terus terjaga dan berkembang di kalangan santri dan masyarakat luas. Ikut serta mahasiswa KKN Posko 137 dalam acara tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan mempererat hubungan dengan masyarakat.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline