Lihat ke Halaman Asli

Setelah Terluka

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Setelah aku hitung-hitung, malam ini aku sudah bunuh duapuluh enam ekor nyamuk. Enam kupukul dengan telapak tangan, tiga pakai sapu lidi, lima aku semprot dengan pewangi ruangan, empat aku jebak dengan aroma kayu manis, satu kubentak sampai gemetar lalu kupukul dengan kunci roda, sedangkan tujuh sisanya kugiring masuk dalam ruangan yang penuh cicak. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih sadis dariku?

Baru saja aku dikabari bahwa, tigabelas dari duapuluh enam nyamuk yang kubunuh malam ini telah masuk surga. Menurut kabarnya, kehidupan surgawi mereka sangatlah menderita karena di sana tak ada lagi darah dan daging. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih indah dari dunia fana?

Seekor nyamuk lain baru saja hinggap di layar komputerku. Sambil berteriak dia bersumpah demi leluluhurnya bahwa, nyamuk yang tadi mati -dan telah masuk surga- karena kubentak sampai gemetar dan kemudian kupukul dengan kunci roda adalah kekasihnya yang tercinta. Karena itu, dia meminta agar dia pun dibunuh juga dengan cara yang kurang lebih sama. Coba engkau katakan padaku, adakah yang lebih aneh dari cinta?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline