Lihat ke Halaman Asli

Ayahku Terumbu Karangku

Diperbarui: 12 November 2022   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri 

Oleh : Nada Sihombing

Saat pertama kukecap manisnya dunia
Dialah di balik semua itu
Dia tidak percaya akan takdir
Ia membuat mungkin sesuatu yang tak mungkin
Dialah ayahku
Ayah terhebat sejagat raya

Bagai karang yang selalu menjaga debu pasir
Tetap tenang dalam tamparan ombak pantai
Dialah terumbu karangku
Gudang alami bagi sejuta insan
Di dalamnya aku merasa teduh
Saat badai laut menghantam jiwaku

Dia selalu tersenyum
Meski bahasa tubuhnya teramat letih
Ia tidak peduli dengan legam di dahinya
Setiap hari ia menyiangi kabut pagi
Menempuh kerasnya kehidupan
Ia tak risau dengan busur terbalik di bahunya
Meski peluh membanjiri tanah
Untuk memperjuangkanku

Ayahku........
I never tell you enough how important you are

Kini saat ragaku jauh darinya
Dahaga rindu pun menghantam batinku
Sesak sebuana membuatku tak berdaya
Kesepian menghujam sukmaku

Kukira aku bisa sekuat dirinya
Saat dunia menghantam kalbuku
Saat ku jatuh dan tak berarti apa-apa
Akupun patah

Aku ingin berlari, berlindung pada terumbu karangku
Sebab dia mengerti setiap butiran air mataku
Menyadarkanku akan arti kehidupan

Dialah lelaki pertama yang mengecupku penuh cinta
Dialah alasanku berada di titik ini
Sungguh,
Aku tidak butuh ornamen indah
Hanya ingin dia tetap bahagia
Di tengah dera perjuangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline