Di tengah laju perubahan dunia kerja yang pesat, pelatihan dan pengembangan karyawan menjadi inti kesuksesan perusahaan. Namun, sering kali kita menghadapi tantangan ageisme yang dapat menghambat perkembangan potensi berbagai generasi. Saatnya kita bersama-sama merangkul keragaman usia dalam program pengembangan, karena setiap usia membawa nilai unik yang tak ternilai.
Pertama-tama, kita perlu menghilangkan pandangan negatif tentang usia. Generasi muda membawa semangat dan ide segar, sementara generasi yang lebih tua membawa pengalaman yang kaya. Program pelatihan harus dirancang untuk menggabungkan kedua aspek ini, menciptakan peluang belajar lintas-generasi yang memicu kreativitas dan inovasi.
Selanjutnya, penting untuk mengakui keinginan dan potensi pengembangan dari semua karyawan, terlepas dari usia mereka. Ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan mentorship antar-generasi, di mana karyawan dengan pengalaman bertahun-tahun dapat berbagi pengetahuan dengan yang lebih muda, dan sebaliknya. Semangat belajar harus tetap hidup di semua tingkatan usia.
Tidak kalah pentingnya adalah fleksibilitas dalam program pelatihan. Kami perlu menyadari bahwa perkembangan karyawan tidak memiliki batasan usia. Pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan masing-masing individu. Ini bukan hanya tentang mengejar kemajuan, tetapi juga merayakan perjalanan setiap karyawan.
Dengan semangat inklusifitas dan kolaborasi antar-generasi, kita bisa mengatasi kendala ageisme dalam pengembangan karyawan. Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk merangkul keragaman usia akan membawa perubahan besar dan berkelanjutan dalam budaya perusahaan. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan di mana semua karyawan merasa dihargai dan didorong untuk meraih potensi penuh mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H