Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan manusia, semakin banyak pula tingkat persaingan di dunia kerja. Artinya semakin banyak tingkat pengangguran di Indonesia.
Dikutip dari data Badan Pusat statistik atau BPS, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang atau sekitar 5,86% dari total angkatan kerja nasional pada Agustus 2022. Hal ini mengartikan bahwa sebagian besar atau setengahnya dari total angkatan kerja nasional.
Banyaknya pengangguran yang ada, tentunya memiliki beberapa faktor yang menyebabkan mengapa angka pengangguran di Indonesia semakin tinggi. Salah satunya terdapat pada lowongan pekerjaan atau biasa disebut loker. Orang-orang yang mencari kerja akan melihat syarat dan ketentuan yang terdapat pada sebuah lowongan pekerjaan, entah ia mendapatkannya melalui media sosial atau informasi secara langsung melalui keluarga maupun kerabatnya.
Jika persyaratannya sesuai dengan kemampuan yang ia miliki, orang itu akan tertarik dan melamar kerja di perusahaan tersebut. Namun jika tidak sesuai, seseorang akan merasa insecure atau tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya dan pada akhirnya ia akan mencari lowongan atau loker lagi sesuai dengan skill yang ia miliki. Maka dari itu, faktor persyaratan kerja yang kebanyakan menghambat orang-orang untuk melamar kerja atau memasukan berkas ke perusahaan tersebut.
Berdasarkan survei langsung dan dari teman-teman saya, rata-rata info lowongan kerja yang saya lihat, banyak persyaratan yang tidak masuk akal bahkan calon kandidat dituntut untuk melakukan pekerjaan serba bisa. Dalam arti disini adalah mengerjakan pekerjaan diluar jobdesk yang ia lamar.
Misalnya ada info lowongan pekerjaan di instansi A jobdesknya sebagai 'Content Creator', dengan syarat dan kualifikasi sebagai berikut:
- Mampu berkomunikasi dengan baik
- Min SMA/SMK/S1
-Min pengalaman 1 tahun
- Max 25 tahun
- Memiliki rasa percaya diri didepan kamera