Lihat ke Halaman Asli

Nada Hanifah

Mahasiswa Administrasi Pendidikan

Perkuliahan Tatap Muka di Tahun Ajaran Baru dengan Kebiasaan yang Baru

Diperbarui: 12 Mei 2021   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekitar akhir bulan Februari 2020 covid-19 atau biasa dalam masyarakat menyebutnya dengan corona masuk ke Indonesia. Terjadinya beberapa penambahan penderita corona dan agar tidak terjadi penambahan penderita maka pada pertengahan bulan Maret 2021 pemerintah menerapkan bahwa pembelajaran dari semua jenjang pendidikan dilaksanakan dari rumah atau  istilahnya pembelajaran daring. Pekerjaan dilaksanakan dari rumah atau bahasa kerennya work from home, penerbangan di tutup semetara, dan segala aktivitas yang dilakukan di luar rumah diberikan batasan. Namun walaupun sudah melaksanakan ketetapan, protokol kesehatan sejumlah berita menjelaskan bahwa penderita covid-19 di Indonesia terus bertambah, bahkan hingga ribuan perhari penderita yang terjangkit virus ini. Hingga saat ini pun di tahun 2021 virus ini masih terus merajalela. Dan pelaksanaan pembelajaran khususnya tingkat perguruan tinggi masih terus dilaksanakan secara online.

Dengan diterapkannya perkuliahan online hal tersebut muncul berbagai pendapat, beberapa mahasiswa berpendapat bahwa pelaksanaan kuliah secara daring dirasa kurang efektif. keluhan-keluhan pun bermunculan yang dialami mahasiswa, seperti pemberian tugas yang sangat banyak, waktu perkuliahan yang berubah-ubah atau tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya, dikarenakan perkuliahan menggunakan virtual meeting menyebabkan pemakaian kuota menjadi bertambah, belum lagi masalah sinyal yang sering kurang bersahabat, sering telat absen barcode, secara psikologis juga berpengaruh yaitu pada aspek motivasi dan minat belajar yang terus menurun, perkuliahan yang terjadi juga sering hanya dilakukan satu arah saja.

Menurut informasi yang saya baca dari laman Kompas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bapak Nadiem Anwar Makarim menargetkan bahwa perkuliahan secara tatap muka dapat dilaksanakan mulai Juli 2021. Direktur Jenderal Direktorat Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D menyebut kebijakan aturan mengenai pembelajaran tatap muka mengacu pada kebijakan yang terdapat dalam Keputusan Bersama 4 Menteri (Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19. Mendapatkan informasi seperti ini merupakan kegembiraan bagi banyak mahasiswa, karena akhirnya dapat melaksanakan perkuliahan dengan duduk dibangku kelas. Dapat bertemu tatap muka secara langsung dengan dosen dan teman seperjuangan, dapat melaksanakan komunikasi dan diskusi secara aktif dan tentu menambah motivasi dan semangat dalam menjalankan proses perkuliahan.

Lalu berbicara mengenai setuju atau tidak setujunya perkuliahan dilaksanakan secara tatap muka maka, saya yang merupakan mahasiswa Universitas Jambi (UNJA) setuju akan penerapan perkuliahan tatap muka di lingkungan Universitas Jambi (UNJA) dengan menerapkan protokol kesehatan. Seperti mengisi surat pernyataan orang tua bahwa mengizinkan untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka, perkuliahan tatap muka dilaksanakan secara bertahap, dapat dilakukan dengan cara membatasi jumlah mahasiswa dalam satu kelas setidaknya setengah dari jumlah keseluruhan sehingga dilakukan blanded learning, mahasiswa yang berasal dari luar kota dapat melakukan swab terlebih dahulu dan karantina selama 14 hari, penyediaan tempat cuci tangan, dosen harus telah menjalankan vaksinasi, mahasiswa, dosen dan masyarakat Universitas Jambi diwajibkan menggunakan masker, berjarak 1,5 meter dan membawa hand sanitizer.

Untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka di masa penderita covid-19 masih terus ada memang perlu menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru yang terbilang ketat dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri. Hal tersebut bertujuan agar proses perkuliahan dapat terlaksana dengan maksimal dan masyarakat khususnya di lingkungan Universitas Jambi terhindar dari virus covid-19. Sehingga semuanya menjadi aman, nyaman dan terkendali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline