Lihat ke Halaman Asli

Perjalanan KAI Commuter Jogja-Solo Tidak Semembosankan Itu!

Diperbarui: 1 September 2023   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana interior KAI Commuter | Sumber: Dokumen pribadi

Sebuah pamflet silaturahmi antar angkatan tersebar di grup What's App kala itu. Informasi super penting akan diselenggarakannya sebuah acara pasca kelulusan kami. Selang beberapa menit setelah pamflet itu disebar, beberapa dari teman-temanku saling menjapri, menanyakan apakah aku memiliki waktu luang untuk hadir.

Aku bimbang ketika itu, maju-mundur antara ingin turut serta atau tidak. Acara tersebut akan diselenggarakan di Solo sedangkan aku tinggal di Jogja. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di sana. Mendengar teman-temanku akan berangkat dari Jogja menggunakan bus, aku lemas, mengingat aku sering sekali mabuk perjalanan jika bepergian menggunakan bus. Duh, membayangkannya saja membuatku mual sendiri.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dengan berat hati kuputuskan untuk tidak ikut. Kuinfokan kepada teman-teman lewat grup angkatan. Beberapa dari mereka menyayangkan ketidak ikut sertaanku hingga suatu celetukan balon obrolan muncul, "Kenapa nggak pake KAI Commuter aja?"

Aku mengernyitkan kening membaca kata asing itu. KAI Commuter? Apa itu?

Pertanyaan yang bersarang di otakku terjawab ketika hari H tiba. Pagi-pagi sekali aku berangkat ke Stasiun Tugu. Orang-orang tampak berlalu-lalang mengerjakan pekerjaan masing-masing. Bagiku stasiun bagaikan gerbang antara pulang dan pergi. Dulu setiap aku hendak pergi ke perantauan, tempat inilah yang menjadi gerbang itu. Aroma roti O yang menggiurkan, kursi tunggu yang berderet rapi, suara kereta yang berderu, ah aku tak tahu cara mendeskripsikan bagaimana aku telah jatuh cinta dengan suasana stasiun.

Hari itu adalah kali pertamaku menggunakan KAI Commuter. Karena masih awam, aku diarahkan petugas untuk membeli kartu Multi Trip di loket stasiun dengan harga dua puluh ribu rupiah. Setelah itu aku diarahkan untuk melakukan top-up di vending machine yang tersedia dengan nominal kelipatan sepuluh ribu rupiah. Caranya pun terbilang mudah, cukup masukan kartu lalu masukan lembaran uang kertas. Ketika mesin telah menerima uang, maka otomatis saldo kartu Multi Trip telah terisi. Nah, kartu inilah yang nantinya akan menjadi alat pembayaran ketika hendak memasuki peron. Tarif KRL rute Jogja-Solo cukup murah, yaitu Rp8000,00-flat. Jadi ingin turun di stasiun mana saja harganya tetap sama, yakni Rp8000,00. 

Aku melangkah menuju gate dan melakukan tap-in. Terlihat KAI Commuter rute Jogja-Solo yang sudah siap di jalurnya. Ornamen batik parang khas Jogja berwarna merah-putih menghias sepanjang badan kereta. Sejenak aku menyusuri peron. Instrumen lagu Sepasang Mata Bola menggaung memenuhi langit-langit stasiun. Sesekali aku melipir ke beberapa kedai yang tersedia untuk membeli jajan.

Aku memasuki gerbong kereta beberapa menit sebelum kereta berangkat. Mataku menyapu sekitar, sedikit takjub dengan interior kereta komuter ini. Tempat duduk panjang berbalut beludru cokelat terpasang di sisi kanan dan kiri gerbong. Di ujung kereta tampak kursi prioritas untuk penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan ibu membawa anak. Beberapa hand strap berwarna kuning menggantung di langit-langit kereta. Tak lama klakson lokomotif menderu panjang. Kereta pun berangkat.

KAI Commuter adalah sistem transportasi angkutan cepat komuter yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero). KRL telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1925. Pada bulan Maret 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan pengoperasian Commuter Line relasi Yogyakarta-Solo Balapan serta menjadi pelayanan operasional kereta komuter berbasis rel listrik pertama kali di luar wilayah Jabodetabek.

Pepatah mengatakan, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, di manapun kakimu menapak maka kamu harus menghormati peraturan yang berlaku. Selaras dengan hal itu, KAI Commuter juga memiliki peraturan untuk para penumpangnya, loh, di antaranya: dilarang duduk di lantai kereta, membawa senjata tajam, membuang sampah sembarangan, membawa binatang peliharaan, merokok, dan lain-lain. Segala sesuatu yang tidak tertulis menyangkut kedisiplinan di dalam kereta, cukuplah diukur dengan hati nurani.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline