Lihat ke Halaman Asli

Rekor Pribadi

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-

Siapakah anda sekarang ini? Siapakah anda 20 tahun lalu? Dan siapakah anda 20 tahun yang akan datang? Jika kita berusaha mencari makna hidup ini, ribuan filsuf yang akan menggambarkannya dengan kata-kata elok nan indah. Banyak pula orang yang mengandaikannya dengan berbagai hal. Tak sedikit pula yang menjadikan tragedi hidup mereka sebagai sebuah komedi, bahkan motivasi yang luar biasa tak berbatas.

Setiap hari saya selalu memandang diri ini di cermin. Entah untuk mematut diri sebelum mengantor, atau sekedar iseng karena melintas di depan cermin. Memang lambat bagi saya untuk mengenali tanda-tanda perubahan pada diri saya. Namun orang-orang di sekitar saya, terutama yang jarang bertemu, selalu memberikan komentar yang berbeda tiap kami bertemu. Ada yang bilang tambah gemuk, atau kurus, bahkan saya tak berubah sama sekali.

Tetapi kali ini, ketika saya bercermin untuk mencari tanda perubahan alam di diri saya, tiba-tiba saya berfikir. Adakah rekor-rekor pribadi yang saya pecahkan hari ini, atau kemarin ataupun besok. Entahlah. Menurut saya, ulang tahun perkawinan perak seorang kerabat adalah suatu rekor pribadi yang manis dan membanggakan. Berdiri berjam-jam untuk mengantri tiket mudik, kadang dapat menjadi rekor tersendiri bagi diri ini. Karena membutuhkan kesabaran dan kekuatan fisik tentunya.

Terlepas dari rekor-rekor pribadi yang mungkin menurut orang lain tidak penting, saya percaya rekor-rekor tersebut mampu menciptakan manusia yang lebih berkualitas. Baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, organisasi, atau negaranya. Meskipun sebagian besar dari rekor pribadi itu tak diberi penghargaan.

Jadi, kapankah kita akan terus memecahkan dan menciptakan rekor pribadi itu?

Menurut saya sih’ idealnya setiap saat. Walau terkadang manusia butuh hippo timenya masing-masing.

Nah tunggu apa lagi? Apa menunggu berumur 50 tahun? Menunggu orang lain untuk mendahului kita? Sebaiknya jangan.

-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline