Lihat ke Halaman Asli

Nabila Nazwa

Indramayu, Jawa Barat

Dampak Covid-19 pada Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 31 Juli 2021   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Corona adalah virus yang dapat menyerang hewan atau manusia. Virus ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti MERS dan SARS. Virus korona paling terbaru yang ditemukan adalah virus corona COVID-19. Gejala umum yang ditimbulkan adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Namun ada juga  yang mengalami nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Virus ini dapat menyebar melalui percikan air dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan napas. Hingga saat ini, virus tersebut sudah tersebar ke berbagai negara di dunia salah satunya Indonesia. Di Indonesia, kini angka kematian akibat virus corona semakin meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan dan melakukan berbagai upaya.

Namun disisi lain, dengan diterapkannya upaya-upaya tersebut masyarakat menjadi lebih sulit untuk mencari nafkah. Banyak para pedagang yang mengalami kerugian akibat adanya wabah COVID-19  ini. Sebagian besar industri dan beberapa perkantoran juga dilarang beroperasi untuk jangka waktu yang relatif lama sehingga dapat mengalami kerugian ekonomi. Jika PSBB ini diperpanjang, kerugian ekonomi akan membesar.

  Sedangkan, ekonomi itu sendiri merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Untuk memenuhi kebutuhannya, seperti makan, minum, tempat tinggal, pakaian, dan lain-lain manusia memerlukan ekonomi yang kuat. Selain itu, ekonomi juga merupakan faktor pendukung pembangunan nasional karena semakin baik pertumbuhan ekonomi suatu negara maka pembangunan nasional pun akan semakin meningkat. Namun, karena adanya COVID-19, perekonomian Indonesia semakin menurun. Berikut beberapa dampak COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia:

Banyak pekerja yang dirumahkan dan di PHK. Jumlah pekerja yang dirumahkan dan di PHK kini mencapai 1.506.713 orang. Sebanyak 1,24 juta  diantaranya berasal dari sektor formal dari 51.565 perusahaan dan 256.881 lainnya berasal dari sektor informal.  Sementara itu, 1.080.765 pekerja dari 27.340 perusahaan dirumahkan dan 160.067 pekerja dari 24.225 perusahaan di PHK.

Berdasarkan data BPS (2021), total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2020 sebesar 4,02 juta. Apabila jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2019, jumlah wisatawan pada tahun 2020 menurun 75,03%. Sedangkan, untuk jumlah wisatawan lokal pada tahun 2020, bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan lokal pada tahun 2019, jumlah pada tahun 2020 menurun 61% (BPS 2020). Sehingga, devisa negara dari sektor pariwisata pada tahun 2020 menurun drastis dibandingkan dengan devisa negara dari sektor pariwisata pada tahun 2019.

Telah terjadi penurunan penempatan (okupansi) sebanyak 50% pada enam ribu hotel. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya devisa dari sektor pariwisata.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi sepanjang tahun 2020 mencapai 1,68%. Ini menjadi nilai terendah sejak 6 tahun terakhir atau sejak 2014. Pada bulan Desember 2020, inflasi mencapai 0,45%, hal tersebut dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas seperti tariff angkutan udara, cabe merah, cabai rawit, hingga  telur ayam ras.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), total impor Indonesia disepanjang tahun 2020 sebesar US$ 141,57 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 17,34% bila dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu sebesar US$ 171,28.

Pada sektor penerbangan kehilangan pendapatan senilai RP 207 miliar. Selama Januari-Februari 2020 sebanyak 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan. 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional. Selain itu, angka turis kini menurun hingga 6.800 perhari.

Berdasarkan data Kemenkop UKM, sejumlah 56% UMKM mengalami penurunan pada hasil omset penjualan akibat COVID-19, 22% mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan/kredit, 15% mengalami permasalahan dalam distribusi barang, dan 4% sisanya mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.

Selain berdampak pada kesehatan masyarakat Indonesia, wabah COVID-19 juga berdampak pada perekonomian Indonesia. Banyak kerugian-kerugian akibat adanya wabah ini. Penurunan pendapatan pun dialami oleh beberapa sektor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline