Lihat ke Halaman Asli

Fidel Dapati Giawa

TERVERIFIKASI

Advokat

Tampar Koruptor

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sudah tak ada lagi hukuman yang bisa membuat jera koruptor, maka rakyat akan menempuh caranya sendiri. Inilah inti dari seruan sekelompok demonstran yang melakukan mimbar bebas di tepi jalan Diponegoro tepat depan Gedung Sate Bandung. Puluhan demonstran yang terdiri dari Gerak Jabar, GMNI Bandung, Forum Diskusi Sosial, serta berbagai elemen lainnya di tepi jalan Diponegoro pada Jumat 5/11/12 siang, menyampaikan uneg-uneg mereka tentang penanganan korupsi di Indonesia. [caption id="" align="alignleft" width="377" caption="Logo pada spanduk mimbar bebas TAMPAR KORUPTOR"][/caption] Sebelumnya, para mahasiswa yang terlibat dalam mimbar bebas tersebut melakukan aksi di Pengadilan Negeri Bandung untuk menuntut pengadilan segera menuntaskan persidangan kasus Bansos yang telah lima kali ditunda penuntutannya. Ilham, salah seorang peserta aksi mengatakan: "penanganan kasus Bansos terkesan ada permainan oleh aparat penegak hukum". Dalam mimbar bebas yang didepan Gedung Sate tersebut para demonstran mengajak masyarakat untuk aktif mengawal Pilkada Jabar yang akan datang, agar tidak disusupi oleh koruptor dan kroni-kroninya. "Kita juga mesti mencermati masuknya kepentingan pemodal dalam agenda Pilkada langsung yang memakan biaya besar. Para pemodal ini menjadi sponsor atau penyumbang biaya satu atau beberapa kandidat, sehingga kelak ketika menang mereka mengkapling proyek proyek tertentu dan menggunakan tangan Kepala Daerah untuk membuat aturan yang menguntungkan mereka", ungkap Effendi Saman yang menjadi kooridnator aksi tersebut. Bahkan nasib buruh pun bisa ditentukan oleh pengusaha yang berkolusi dengan kepala daerah yang berkuasa, ungkap Saman dalam pidatonya yang penuh semangat. [caption id="" align="alignright" width="293" caption="Koordinator mimbar bebas TAMPAR KORUPTOR, Effendi Saman menyampaikan orasi"][/caption] Peserta mimbar bebas lainnya mengajak warga yang melintas untuk aktif mengikuti mimbar bebas tersebut  setiap Jumat. Ini adalah kali ketiga para demonstran tersebut menggelar mimbar bebas di tempat yang sama. Tema 'TAMPAR KORUPTOR' yang diusung sebagai ikon mimbar bebas tersebut merupakan ekspresi kekecewaan para aktifis menyaksikan penegakan hukum dalam kasus korupsi. Penindakan yang telah dilakukan oleh KPK dan aparat penegak hukum lalinnya, baik polisi maupun kejaksaan, tidak menghasilkan efek jera. Hal ini disebabkan oleh hukuman yang ringan. "Bahkan sering kali mereka mendapat 'rumah baru' dalam tahanan seperti yang terungkap saat terbongkarnya singgasana Ayin (salah seorang terpidana pelaku suap dalam kasus Anggodo) beberapa tahun yang lalu". Koruptor di Indonesia diperlakukan istimewa baik oleh penegak hukum maupun oleh masyarakat. Baik pada saat menjalani hukuman maupun setelah menjalani hukuman mereka tetap mendapat tempat istimewa di tengah masyarakat. Fenomena inilah yang membuat para aktifis mengusung tema TAMPAR KORUPTOR. "Kita pesimis akan penghukuman yang dilakukan melalui proses hukum. Oleh karena itu timbul gagasan 'seandainya koruptor ditampar oleh ratusan, ribuan atau bahkan jutaan warga bisa saja koruptor mati lemas. Ga perlu kita cape-cape menuntut agar dihukum mati", teriak salah seorang orator. [caption id="" align="alignleft" width="417" caption="Menyimak dan Menunggu Giliran Orasi"][/caption] Mimbar bebas tersebut berlangsung dari pukul 14.00 hingga pukul 16.30. Selain para aktifis, ada pula beberapa warga yang menyampaikan aspirasinya secara spontan. Salah satunya adalah buruh bangunan yang kebetulan lewat dan tertarik dengan aksi teatrikal yang diperankan oleh salah seorang peserta aksi. "Hidup kami semakin hari semakin sulit, upah naik sedikit tetapi harga-harga naik banyak" ungkap buruh bangunan itu dalam orasinya yang polos. Tampar Koruptor adalah langkah sederhana untuk menyadarkan rakyat agar tidak memberi toleransi kepada koruptor. Sekaligus mengingatkan penegak hukum agar tidak bermain-main dalam menangani perkara korupsi. Demikian, dilaporkan langsung dari TKP oleh pewarta warga, Kompasinaer Terverivikasi,  FDG. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline