Pilkada 2020 serentak dilakukan di beberapa daerah, khususnya Kota Tangerang Selatan. Kota yang kini telah berusia 11 tahun akan melaksanakan Pilkada yang ke-3 . Pemandangan Kota Tangerang Selatan pun mulai berubah, kini banyak baliho "Raksasa" yang terpampang wajah-wajah bakal calon Walikota Tangerang Selatan disepanjang jalan.
Spanduk-spanduk berbagai ukuran pun mulai bisa kita temukan dari tembok-tembok, tiang-tiang sampai "pepohonan" yang tak luput dari sasaran. Wajah-wajah Asing itu tak lupa memberikan senyuman terbaiknya "nan" mempesona, agar orang-orang awam mampu mengingat wajah mereka baik-baik.
Beberapa wajah adalah orang lama dalam pergulatan politik di Tangerang Selatan. Untuk yang itu sepertinya tak perlu kita bahas. Tujuan mereka satu, yaitu memperebutkan kursi kepemimpinan 'No.1' di Kota Tangerang Selatan. Kota yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta ini merupakan salah satu kota penyanggah yang membuatnya makin terlihat "seksi"untuk bisa menjadi orang 'No.1' di Tangsel.
Tapi, ada satu nama bakal calon walikota yang menarik perhatian saya!! Dr. Hj. Siti Nur Azizah, S.H, M.Hum , dari namanya sudah bisa saya pastikan dia adalah anak dari "Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin". Ibu Azizah adalah sapaan akrab anak keempat dari Abah Ma'ruf Amin ini. Jika kita mencoba mencarinya di mesin pencarian "Google", akan segera disajikan profil lengkap tentang Ibu Azizah. Seorang Doktor dibidang Hukum yang memiliki segudang pengalaman dalam Birokrasi Pemerintahan.
Lantas, apa yang membuat Ibu Azizah yakin untuk ikut bertarung dalam kontestasi menjadi orang 'No.1' di Kota Tangerang Selatan ?
Sebagai orang Tangerang dan keturuan asli orang Tangerang, Ibu Azizah yang tinggal di Tangerang Selatan, melihat selama 11 tahun Kota Tangerang Selatan berdiri, masih banyak permasalahan-permasalahan utama yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah daerah. Mulai dari carut-marutnya Tata Kota Tangsel, minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang menjadi salah satu faktor buruknya kualitas udara yang berhasil menempatakan Tangsel diurutan ke-24 di dunia pada tahun 2019.
Ditambah persoalan sampah yang tak kunjung terselesaikan, kesenjangan dan ketimpangan ekonomi yang terlihat jelas dengan di bangunnya beberapa daerah oleh Pengembang Besar Nasional. Berbicara mengenai pelayan publik pun masih belum bisa dibilang memuaskan, terutama jika berbicara mengenai layanan kesehatan dan layanan pendidikan.
Dari berbagai permasalahan utama di atas, yang akhirnya membuat tekad ibu Azizah "Bulat" untuk ikut bersaing dalam kontestasi Pilkada 2020 di Kota Tangerang Selatan. Keseriusan itu dibuktikan dengan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai Kasubdit Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama sejak November 2019.
Pengalamannya selama 15 tahun menjadi birokrasi pemerintahan, dan segudang pengalamannya dalam berbagai latarbelakang organisasi, juga statusnya sebagai dosen aktif di STAI Salahudin Al Ayubi Jakarta Utara, membuatnya yakin untuk terjun keranah politik dan mencalonkan diri sebagai bakal Calon Walikota Tangerang Selatan. Ibu Azizah yang kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, telah Resmi diusung sebagai Bakal Calon Walikota Tangerang Selatan oleh Partai yang dipimpin langsung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum saat ini.
Ibu AZIZAH yang berstatus sebagai anak "Wakil Presiden" tidak begitu saja mengandalkan popularitas sang ayah. Dia maju dengan membawa gagasan besar dengan melihat permasalahan Tangsel yang belum dapat diselesaikan oleh pemerintah daerah saat ini. "PERMATA TANGSEL" adalah gagasan besarnya yang berfokus pada Pemerataan, Kemajuan dan untuk Kesejahteraan masyarakat Tangerang Selatan. Fokusnya adalah membangun masyarakat Tangsel yang cerdas secara intelektual dan kebudayaan. Itu semua dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Tangsel melalui pendidikan, jaminan dan layanan kesehatan yang berkualitas.
Dengan berkembangnya kualitas masyarakat Tangsel, mereka mampu bersaing dengan kota lainnya demi mencapainya Kemajuan ekonomi dan kemandirian serta kemampuan daya saing masyarakatnya. Jika faktor Pemerataan dan Kemajuan telah dicapai, tentunya akan meningkatkan Kesejahteraan masyarakatnya. Ketiga faktor itu yang mampu memperkuat jati diri Kota Tangerang Selatan sebagai kota Internasional yang modern, dinamis dan berkarakter, dan tentunya layak mendapat julukan sebagai "Smart City".
Sampai di sini, saya berkeyakinan bahwa potensi yang dimiliki oleh Ibu Azizah yang berstatus sebagai "pendatang baru", mampu membawa perubahan yang lebih baik lagi untuk Kota Tangerang Selatan sebagai Kota yang Cerdas, Modern, Religius tanpa pernah melupakan nilai "historis" dan "kebudayaannya".