Lihat ke Halaman Asli

Dari Ide Menjadi Realita: Mahasiswa Universitas Airlangga Ciptakan Mie Kangkung dalam Program P2MW 2024

Diperbarui: 21 Oktober 2024   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Kangkumi dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) (Foto: Dok. Narasumber) 

Mahasiswa Universitas Airlangga lolos Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Ada 18 kelompok yang berhasil mendapatkan pendanaan P2MW tahun 2024. P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan dengan melakukan pendampingan serta pelatihan (coaching) usaha kepada mahasiswa peserta P2MW. 

Terdapat empat kategori usaha dalam P2MW. Pertama, makanan dan minuman, menghasilkan produk makanan dan minuman baik dari bahan mentah menjadi setengah jadi, bahan setengah jadi diolah menjadi produk akhir (bukan reseller). Kedua, produksi atau budidaya, proses produksi dari hulu ke hilir bidang-bidang agrokomplek (pertanian tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, peternakan, dan perikanan). Ketiga, industri kreatif, seni, budaya, dan pariwisata, proses penciptaan produk dan jasa yang memiliki nilai kreativitas dan ide yang dijadikan produk ekonomi dalam bidang seni, budaya, dan pariwisata. Keempat, jasa dan perdagangan, melakukan aktivitas jual beli barang dan/atau jasa yang dilakukan antara pedagang dan pembeli. Kelima, teknologi terapan, penerapan teknologi tepat guna di berbagai sektor kehidupan.

Tim Kangkumi merupakan salah satu kelompok yang berhasil lolos pada kategori usaha makanan dan minuman tahap awal. Kangkumi memiliki kepanjangan Kangkung Mie Enak dan Sehat Untukmu. Sebuah produk yang dibuat dari bahan dasar kangkung dengan mengoptimalkan hasil panen kangkung di Jawa Timur. Hal ini dapat mengoptimalkan nilai jualnya sebagai salah satu wujud realisasi ketahanan pangan yang selaras dengan upaya dalam Sustainable Development Goals (SDGs) poin kedua zero hungry. 

Produk ini terinspirasi dari pengalaman tim saat pengabdian masyarakat ke Banyuwangi, tepatnya di Desa Giri. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah penghasil kangkung yang melimpah, tetapi belum maksimal dalam memanfaatkan hasil panen kangkung untuk menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi. Dari sini, muncul ide untuk membuat sebuah produk yang dapat meningkatkan nilai jual kangkung dan memanfaatkan kelimpahan hasil panen kangkung, yaitu Kangkumi. Beranggotakan 5 anak, yaitu Ardani Nur Lailia Trisna, Fera Ananda Wijaya, Nabilla Rahmadian Bilqis, Agustin Nur Ainiah, dan Rulita Apriliya Aliyanatasya. Kami membuat produk mie instan berbahan dasar kangkung. Dalam pembuatannya pun tanpa menggunakan MSG (Monosodium glutamate), tanpa pewarna buatan, dan tanpa proses penggorengan.

Diharapkan, Kangkumi menjadi pilihan utama masyarakat dalam menikmati hidangan sehat dan lezat berbasis kangkung yang dikemas dalam makanan instan, serta menjadi pelopor dalam mempromosikan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline