Gemetar hati dirayakan,
Kerlap-kerlip di tengah keraguan,
Sang pujangga dengan gentar berkata "Akan kuraih untukmu rembulan!"
Desas-desus doa ikut membantu.
Memapah kaki yang teramat pilu.
Penuh teriak dalam diri, "Mari berdiri sekali lagi"
Kita 'kan patahkan kebisingan,
Meluluh lantahkan bumi seangkatan.
Tak melulu tentang waktu,
Sang fajar yang mengintip sampai jingga yang menutup.
Peluh, asa dan harap bergelimang di langit-langit.
Namun, tak lupa ketirnya telinga yang ditutupi berentet diksi.
"Jera!" teriak mereka kuat.
Eratkan lagi, genggaman yang memutus perlahan.
Mengelak dan memberi serangan.
"Saatnya kalian diam!" teriak sendu sepasang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H