Ada yang menarik ketika saya berselancar di dunia maya hari ini. Niat ingin membaca berita dan melihat kondisi terkini, saya malah dikejutkan dengan adanya perang tagar yang terjadi di Twitter. Trending topic di Twitter memuat dua tagar yang salian kontradikitif; #GanjarKalahPrabowoMenang dan #GanjarTakTakutPakDirman
Seketika itu angan saya langsung menuju ke daerah Jawa Tengah yang memang akan mengikuti pilkada 2018. Saya mencari sumber berita lain seperti media mainstream, kompasiana, dan kaskus yang menjadi tempat berkumpulnya tulisan-tulisan heboh seperti ini
Tagar #GanjarKalahPrabowoMenang muncul pertama kali sekitar jam 1 siang ini berisi tentang dukungan netizen terhadap pasangan Sudirman Said -- Ida Fauziah, pasangan nomor urut 2 Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah. Sontak tagar tersebut membuat heboh dan juga diserang oleh beberapa pihak yang kontra terhadap pasangan ini
Tak lama berselang, saya juga dikagetkan dengan kemunculan tagar #GanjarTakTakutPakDirman sebagai kontra strategi dari kubu petahana menyikapi isu yang beredar tersebut. Di twitter tagar ini ramai diserbu netizen yang menyatakan dukungannya terhadap calon yang diusung oleh PDIP dan wakilnya yang merupakan anak dari Mbah Moen, tokoh NU di Jawa Tengah
"Foto ini adalah salah satu cuitan netizen dengan akun @IndahSoema yang mendukung Ganjar -- Taj Yasin dengan menyertakan bukti survei litbang kompas terkait pilkada Jawa Tengah"
Menarik bukan? perang politik di negara ini bukan hanya terjadi dalam tataran ide dan gagasan seorang calon dalam memimpin suatu wilayah tetapi juga di linimasa media sosial dipenuhi dengan perang opini yang bertujuan untuk menggerus suara pendukung lawan dan menciptakan dukungan yang lebih kuat terhadap calon tertentu.
Inovasi dunia digital dan perkembangan teknologi membuat arus informasi beredar begitu cepat. Perang tagar ini menjadi contoh betapa massif dan terstrukturnya kampanye yang dilakukan di media sosial terutama di twitter. Media sosial menjadi paltform yang paling mudah untuk membuat sesuatu menjadi viral dan dibicarakan di ruang publik.
Patut kita tunggu bagaimana kelanjutan kisah perang tagar ini dan efeknya terhadap dua pasang calon yang bertarung. Positif atau negatif opini yang dibangun akan kembali kepada masyarakat sebagai pemilih yang cerdas dalam menentukan pemimpinnya 5 tahun kedepan.
Selamat bertarung Pak Ganjar dan Pak Dirman...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H