Sebelum Mendikbudristek meluncurkan Semarak Merdeka Belajar Episode 17 tentang revitalisasi bahasa daerah berbasis sekolah dan komunitas tutur, perguruan tinggi telah melakukan pemberdayaan bahasa-bahasa daerah melalui riset/penelitian. Salah satunya, Program Studi Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas rutin melakukan praktik penelitian bahasa-bahasa daerah tiap tahunnya. Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Andalas melakukan penelitian sederhana bunyi-bunyi bahasa daerah yang unik sebagai tugas akhir mata kuliah fonologi.
Praktik ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang ilmu fonologi. Sekaligus harapan untuk melahirkan calon-calon peneliti bahasa yang akan meneliti keunikan dan mendata bahasa-bahasa daerah di Indonesia.
Pada bulan Mei tahun 2019, saya bersama mahasiswa lainnya pernah melakukan penelitian bunyi bahasa daerah Kuranji, Padang. Pemilihan daerah penelitian ini tidak serta merta asal pilih. Mahasiswa terlebih dahulu melakukan peninjauan bunyi bahasa daerah di Sumatera Barat yang unik, salah satunya dialek Kuranji. Suatu isolek dapat dikategorikan bahasa bila persentase perbedaan >80%. Sedangkan, kategori dialek memiliki persentase <80%. Bila didengar, masyarakat Kuranji menuturkan bunyi /ey/ pada kebanyakan kata. Juga, beberapa memiliki ketidaksamaan dengan bahasa Minangkabau pada umumnya. Berikut contohnya:
Data
Bahasa Minangkabau
Dialek Kuranji
'padi'
[padi]
[padey]
'kopi'
[kopi]