Lihat ke Halaman Asli

Nabilla Faradiba Dinda

Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa dan Kebebasan Memilih Program Studi: Antara Aspirasi dan Tekanan Eksternal

Diperbarui: 8 Desember 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Stress (Sumber: IStock.com)

Saat ini, mahasiswa baru angkatan 2024 hampir menyelesaikan semester pertama mereka. Namun, tidak semua mahasiswa merasa puas dengan program studi yang mereka pilih. Banyak yang merenungkan apakah keputusan mereka untuk tetap bertahan adalah pilihan terbaik atau sekadar hasil dari berbagai tekanan eksternal yang memengaruhi keputusan tersebut.

Bagi sebagian mahasiswa, ketidakpuasan terhadap program studi sering kali berasal dari kenyataan bahwa mereka tidak diterima di jurusan yang diimpikan. Kondisi ini dapat menyebabkan perasaan kecewa yang mendalam. Namun, menariknya, ada sebagian mahasiswa yang memilih untuk tetap bertahan di program studi saat ini. Mereka menemukan kenyamanan melalui lingkungan kampus yang mendukung, pertemanan yang erat, serta rasa penerimaan di komunitas baru. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman sosial di perguruan tinggi dapat menjadi faktor penting yang membantu mahasiswa beradaptasi, meskipun mereka tidak berada di jurusan impian.

Di sisi lain, tidak sedikit pula mahasiswa yang memandang penolakan sebagai "jalan keluar" dari tekanan untuk mengikuti keinginan orang tua. Dalam banyak kasus, orang tua masih mendominasi proses pengambilan keputusan, memaksakan anak-anak mereka untuk memilih program studi tertentu yang sesuai dengan aspirasi mereka, bukan sang anak. Tekanan ini kerap menciptakan dilema bagi mahasiswa, yang akhirnya kehilangan kebebasan untuk menentukan pilihan berdasarkan minat dan bakat mereka sendiri.

Siswa belajar dibawah tekanan orang tua (Sumber: Grid.id)

Fenomena ini menggambarkan tantangan mendasar dalam dunia pendidikan tinggi: bagaimana menciptakan ruang yang memungkinkan mahasiswa untuk benar-benar mengeksplorasi minat mereka tanpa tekanan berlebihan dari eksternal? Solusi mungkin terletak pada komunikasi yang lebih baik antara mahasiswa dan orang tua, serta dukungan dari kampus melalui konseling karier dan akademik. Institusi pendidikan dapat berperan penting dalam memberikan informasi yang komprehensif mengenai prospek program studi, sehingga mahasiswa dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan realistis.

Penting untuk diingat bahwa keputusan mengenai program studi adalah langkah penting yang dapat memengaruhi perjalanan hidup mahasiswa di masa depan. Oleh karena itu, memberikan kebebasan, dukungan, dan ruang refleksi yang cukup adalah kunci agar mahasiswa dapat berkembang secara akademik dan personal. Pada akhirnya, pendidikan tinggi seharusnya menjadi tempat di mana aspirasi sejati mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang, bukan menjadi arena untuk memenuhi harapan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline