"Di sebuah desa, ada anak-anak yang sedang asyik bermain kelereng di depan rumah. Setelah puas bermain, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati cemilan. Saat sedang bersantai, salah seorang dari mereka memulai sebuah cerita yang cukup menarik perhatian. Dia bercerita tentang hantu yang konon sering muncul di desa mereka dan mengganggu warga. Rasa penasaran pun muncul di benak mereka semua. Setelah puas bercerita, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, seorang anak disambut oleh ibunya yang menyuruhnya makan. Setelah makan, dia memilih untuk menonton televisi. Namun, saat sedang asyik menonton, tiba-tiba layar televisi menjadi hitam putih. Dia sangat terkejut karena merasa melihat sosok hantu di dalam televisi. Dengan perasaan takut, dia langsung mematikan televisi dan berlari mengadu pada ibunya. 'Ma, ada hantu di televisi!' teriaknya ketakutan. Ibunya mencoba menenangkannya, 'Ah, jangan ngarang, Nak.' Namun, anak itu bersikeras bahwa apa yang dilihatnya itu nyata. Mereka pun kembali ke televisi dan menyalakannya, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan hantu. Ibunya kembali mengingatkan anaknya untuk tidak berbohong. Anak itu semakin yakin dengan apa yang dialaminya, 'Beneran, Ma, tadi ada!' Akhirnya, mereka memutuskan untuk tidur siang."
"Pukul setengah tiga sore, dia terbangun dari tidur. Setelah buang air kecil di kamar mandi, ia keluar rumah untuk bersantai. Tiba-tiba, ia melihat sesosok perempuan berambut panjang mengintip dari balik pohon mangga. Kaget bukan kepalang, ia pun mengedipkan mata beberapa kali. Namun, sosok itu menghilang seketika. Dengan perasaan takut, ia segera masuk ke rumah. Setelah mandi dan menonton televisi, ibunya datang membawa cemilan. Mereka berdua menikmati cemilan sambil menonton televisi. Menjelang pukul enam sore, ibunya memasak makan malam. Saat ayahnya pulang, mereka makan bersama. Setelah makan, anak itu menceritakan pengalaman anehnya. 'Ma, Pa, aku sering melihat hantu,' ujarnya. Ayahnya tampak heran, 'Kok bisa begitu, Nak?' Anak itu melanjutkan, 'Aku juga bingung, Pa. Katanya sih, di desa kita ada hantu yang mengganggu warga.' Ibunya menambahkan, 'Iya, Nak. Aku juga sering mendengar cerita seperti itu dari tetangga.' Sang ayah kemudian berkata, 'Kalau begitu, nanti Ayah carikan orang pintar untuk membantu kita.'
Keesokan harinya, saat bertemu teman-teman di sekolah, mereka sangat terkejut ketika mengetahui bahwa ia bisa melihat hantu. Teman-temannya bertanya-tanya mengapa hanya ia yang memiliki kemampuan itu. Setelah pulang sekolah, mereka bermain layangan di lapangan hingga menjelang sore.
Ketika malam hari, saat hendak membeli sesuatu, ia melihat hantu di jembatan. Ketakutan, ia berlari sekencang-kencangnya. Seorang warga yang melihatnya bertanya, "Nak, kenapa lari-lari seperti dikejar maling?" Ia menceritakan pengalamannya melihat hantu di jembatan. Mereka berdua pun pergi ke jembatan, tetapi tidak menemukan apa-apa. Warga itu mengantarnya pulang.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan kejadian itu pada orangtuanya. Ayahnya berkata, "Berarti benar, di desa kita ada hantu yang mengganggu." Mereka memutuskan untuk mencari bantuan orang pintar. Keesokan harinya, orang pintar itu datang. Setelah mendengarkan cerita mereka, orang pintar itu mengatakan bahwa mungkin saja anak itu adalah orang yang terpilih. Ia mencoba berkomunikasi dengan hantu itu, namun gagal. Bahkan, ia sempat di lempar sampai terluka oleh hantu itu, setelah itu ayahnya dirasuki oleh hantu itu. Beruntung, anak itu berhasil mengusir hantu itu dengan membaca ayat-ayat alquran. Orang pintar itu harus dilarikan ke rumah sakit.
Teman-temannya yang datang menjenguk terkejut mendengar kejadian itu. Keesokan harinya, saat mereka sedang bersama, tiba-tiba hantu itu muncul di depan rumah. Teman-temannya ketakutan, namun anak itu tetap tenang. Ia mencoba berkomunikasi dengan hantu itu, namun hantu itu malah menyerangnya. Dengan keberanian yang luar biasa, ia kembali membaca ayat-ayat alquran dan berhasil mengusir hantu itu.
Keesokan harinya, mereka mengunjungi orang pintar yang sedang dirawat di rumah sakit. Mereka senang melihat kondisi orang pintar itu sudah membaik. Orang pintar itu berpesan pada anak itu agar selalu berhati-hati terhadap gangguan hantu tersebut. Setelah diizinkan pulang, mereka langsung memulai ritual untuk memanggil hantu itu.
Ritual pun dimulai. Setelah sekitar 15 menit, suasana menjadi mencekam. Lilin-lilin padam dengan sendirinya dan jendela-jendela terbuka secara tiba-tiba. Namun, mereka tetap melanjutkan ritual. Tak lama kemudian, hantu itu muncul di hadapan mereka. Orang pintar itu bertanya kepada hantu tersebut, "Mengapa kau mengganggu kami?" Hantu itu menjawab, "Aku adalah korban kejahatan. Ada orang di desa ini yang mengorbankan aku demi kekayaan." Ia meminta mereka mencari orang yang telah mencelakainya sampai dia terbunuh.
Mereka mulai mencari informasi tentang orang tersebut. Setelah bertanya kepada warga, mereka mengetahui bahwa orang itu telah pindah ke rumah kakeknya. Mereka segera pergi ke rumah kakek itu dan menemukan orang tersebut. Mereka meminta orang itu untuk meminta maaf kepada hantu itu dan berjanji akan mencari jasadnya. Setelah menemukan jasadnya, mereka segera memakamkannya dengan layak. Namun, hantu itu masih marah dan sempat menyerang orang itu hingga meninggal.
Mereka kemudian memberitahukan kepada seluruh warga tentang kejadian tersebut. Setelah peristiwa itu, desa mereka kembali aman dan tenteram. Mereka merasa lega karena teror hantu tersebut akhirnya berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H