Lihat ke Halaman Asli

Nabil Dwiki Zachri

Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Diponegoro

Sosialisasi K3 dan Pencegahan Perkaratan pada Bengkel di Desa Gunungjaya oleh Mahasiswa KKN Undip

Diperbarui: 5 Februari 2024   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi KKN

Pada awal tahun 2024, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) diberi mandat oleh kampus untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan melaksanakan beberapa program kerja yang bertujuan untuk membantu sekaligus mencerdaskan masyarakat sekitar sesuai dengan disiplin ilmunya. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia, terutama di universitas-universitas yang menawarkan program sarjana. Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan teori yang telah dipelajari di kampus dengan pengalaman praktis di lapangan, serta untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. 

Pada pelaksanaan KKN kali ini, Universitas Diponegoro mengirim mahasiswanya ke berbagai daerah yang ada di Jawa Tengah, salah satu tempatnya adalah di Desa Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap lingkungan kerja. Dalam upaya menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, pemahaman mendalam terkait K3 menjadi kunci utama untuk mencegah risiko dan memastikan kesejahteraan semua pekerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merujuk pada seperangkat kebijakan, prosedur, dan praktik yang dirancang untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja di lingkungan kerja. Ini mencakup identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko potensial yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan individu di tempat kerja. 

Meskipun Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) umumnya terkait dengan aspek-aspek seperti cedera fisik, racun, atau risiko ergonomis di lingkungan kerja, ada juga keterkaitan dengan korosi atau perkaratan, terutama dalam konteks pekerjaan di sektor-sektor yang melibatkan penggunaan logam.  

Sumber: Dokumentasi KKN

"Dari beberapa bengkel yang saya kunjungi di Desa Gunungjaya, banyak dari mereka yang belum menerapkan K3 bahkan belum mengetahui K3 dan fungsinya untuk mereka sebagai pekerja apa. Sangat disayangkan karena dari pekerjaan mereka yang bisa dikatakan pekerja kasar yaitu sebagai mekanik, banyak potensi-potensi kecelakaan kerja yang bisa mereka dapat jika tidak menerapkan K3. Terkait perkaratan, mereka sudah mengetahui bagaimana perkaratan bekerja namun mereka belum mengetahui bagaimana perkaratan bisa mempengaruhi keselamatan kerja mereka juga", Ujar Nabil. 

Program ini dilaksanakan pada hari Kamis (01/02/2024) dengan mengunjungi bengkel yang bertempat di Desa Gunungjaya yang dipaparkan oleh Nabil Dwiki Zachri, mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Diponeogoro. Program Sosialisasi K3 dan Pencegahan Perkaratan ini diharapkan untuk pekerja-pekerja atau mekanik bengkel yang ada di Desa Gunungjaya agar mereka dapat tercerahkan mengenai pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja mereka sehingga mereka bisa lebih sejahtera dan dapat meningkatkan produktivitas mereka. Selain itu Nabil juga memberikan pekerja bengkel berupa wearpack agar dalam pelaksanaan kerja mereka bisa terhindar dari kecelakaan dan juga diharapkan dapat menyadarkan mereka betapa pentingnya penerapan K3 dan pencegahan perkaratan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline