Lihat ke Halaman Asli

Nabilatul Hawa

Mahasiswa Sastra Indonesia

Prioritas di Era Serba Terbatas

Diperbarui: 17 Januari 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daerah Pekanbaru. Pthoto by : Nabilatul Hawa

Oleh : Nabilatul Hawa (Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Andalas)

Dalam era urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan populasi yang tak terbendung, transportasi umum telah menjadi tulang punggung mobilitas kota modern. Sebagai alternatif terhadap kendaraan pribadi, transportasi umum memiliki potensi besar untuk merubah paradigma transportasi dan membentuk masyarakat yang lebih berkelanjutan. Bahkan pemerintah pernah memberi himbauan kepada masyarakat agar menggunakan transportasi umum untuk mengurangi polusi udara. Begitu besarnya eksistensi transpotasi umum di era sekarang.

Terdapat banyak jenis transportasi umum yang hadir saat ini. Salah satu jenis transportasi umum yang eksis dan tak jarang menjadi pilihan utama bagi pengguna, yaitu bus. Bus adalah kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, dan dapat memuat banyak penumpang. Terdapat macam-macam bus yang digunakan di masyarakat, salah satunya, yaitu bus kota.

Berbicara mengenai bus kota, kita dapat melihat bagaimana eksistensinya. Seperti yang telah disebutkan bahwa tak jarang bus kota menjadi pilihan utama bagi pengguna transportasi umum untuk bepergian. Rutenya yang jelas, fasilitas yang memadai serta ukurannya yang besar hingga dapat memuat cukup banyak penumpang, membuatnya menjadi pilihan para pengguna transportasi umum. Namun seperti yang diketahui bahwa kelebihan juga berdampingan dengan kekurangan. Jika sesuatu hal memiliki kelebihan, maka ia juga memiliki kekurangan.

Kekurangan yang tampak dalam penggunaan bus pada saat ini, yaitu menurunnya fungsi kursi prioritas bagi penumpang yang membutuhkan. Kursi prioritas umumnya diperuntukkan bagi ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas, dan orang tua yang membawa anak kecil. Tetapi tampak jelas bahwa saat ini, baik penumpang maupun pramugara/i mulai acuh dengan peraturan tersebut. Tentu tidak semua orang dan unit bus yang bersikap demikian, tidak sedikit juga penumpang dan orang yang bertugas di bus, baik sopir maupun pramugara/i masih menerapkan dan menjalankan aturan kursi prioritas dalam operasinya.

Sering ditemui dalam operasinya, penumpang yang lebih muda dan tampak sehat, begitupun anak sekolahan mengabaikan penumpang yang lebih tua, maupun penumpang prioritas lainnya. Apalagi ketika bus beroperasi pada jam pulang sekolah atau kerja. Banyak yang acuh dengan penggunaan kursi prioritas dan menganggap bahwa semua butuh kursi tanpa terkecuali. Bahkan ada yang berpura-pura tidur agar menghindar untuk memberikan kursinya. Terlebih lagi beberapa pramugara/i terlihat tidak tegas akan peraturan tersebut. Ada yang membiarkan penumpang yang sudah tua ikut berdiri tanpa memberinya kursi.

Hal ini tentu cukup memprihatinkan. Melihat bagaimana etika dan moral anak muda zaman sekarang yang begitu acuh terhadap keadaan di sekitarnya. Kursi prioritas dibuat guna membantu memudahkan para penumpang yang membutuhkan untuk dapat bepergian menggunakan bus. Jika membiarkan para orang tua, maupun penumpang yang membawa anak kecil, dan juga orang berkebutuhan khusus harus ikut berdiri ketika bus penuh, tentu hal itu akan menyulitkan mereka.

Kesadaran akan hal kecil seperti inilah yang membuat kita bisa lebih peduli satu sama lain. Dalam bepergian tentu semua orang menginginkan untuk menggunakan fasilitas yang ada agar dapat bepergian dengan nyaman. Tetapi di balik itu, terdapat peraturan yang harus dipatuhi. Kursi prioritas berarti kursi yang digunakan oleh penumpang yang diutamakan untuk menggunakannya. Oleh karena itu, harapannya para pengguna transportasi umum berupa bus dapat memperhatikan dan menerapkan peraturan untuk penggunaan kursi tersebut. Agar aktivitas bepergian tidak hanya nyaman bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain

Padang, 22 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline