Lihat ke Halaman Asli

Nabila Sofia

Mahasiswa

Hubungan Antara Intelegensi dan Prestasi

Diperbarui: 29 Maret 2022   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selama hidup didunia, tentu kita mengenal banyak sekali manusia yang berbeda-beda. Ada yang unggul dalam bidang tertentu dan ada pula yang tidak. Kita juga tentu pernah melihat dan mengenal orang yang cekatan dan terampil dalam menyelesaikan sesuatu dengan kurun waktu yang singkat, dan sebaliknya, adapun kita temukan orang yang lambat dalam menyelesaikan masalah atau pekerjaannya. Atau bahkan, adapun orang yang lambat dan juga  tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya. Tentu kita pernah menemui orang seperti ketiga contoh diatas bukan? Dan hal ini berubungan dengan intelegensi. Salah satu faktor yang menjadi penentu hal-hal yan terjadi diatas ialah mengenai taraf atau capaian intelegensi seseorang tersebut.

Begitu pula dengan anak, anak sendiri juga memiliki intelegensi yang berbeda dan dapat diamati oelh orangtua sejak anak berusia dini. Menurut Chees & Thomas, 1984), Anak terbagi menjadi tiga tempramen yang berbeda, ada anak mudah (easy child), anak sulit (difficult child), dan anak lambat (slow-to-warm-child). Ketiganya memiliki tempramen yang berbeda sesuai dengan namanya. Anak mudah disini tertulis sebagai anak yang mudah beradaptasi dengan situasi baru. Anak sulit lambat menerima dan beradaptasi dengan lingkungan, orang lain maupun peraturan baru. Anak lambat  tertulis bahwa mereka lambat memberikan respon terhadap perubahan dan hal baru. Ketiganya memiliki konsep yang sama dengan intelegensi bukan? Sama-sama terdapat tiga tingkatan yang berbeda. Jika intelegensi membahas mengenai kecerdasan, sedangkan tempramen ini lebih pada pembawaan seorang anak. Namun keduanya juga masih memiliki hubungan yang berkesinambungan dalam kehidupan manusia atau anak.

Masyarakat umum pasti pernah mendengar istilah intelegensi walau hanya sekilas saja. Namun aslinya, istilah ini telah menjadi bahasa umum di kalangan masyarakat, tetapi masyarakat sering menyebut intelegensi dengan kecerdasan, kepintaran, kepandaian, cerdik, terampil dan lain sebagainya yang memiliki makna sama. Intelegensi jika diartikan dapat dibagi menjadi dua yaitu;

- Dalam artian luas, intelegensi adalah suatu kemampuan untuk mencapai prestasi yang mana didalamnya manusia menjadi berpikir dan berperan. Prestasi yang dimaksud cenderung dapat diberikan pada bidang-bidang kehidupan seperti sosial, pergaulan, belajar disekolah dan lain sebagainya.

-Dalam arti sempit, inelegensi merupakan kemampuan guna mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya ia berpikir dan juga memegang peranan utama atau pokok. Intelegensi dalam arti disini biasa dikenal sebagai kemampuan akademik atau kemampuan intelektual pada seseorang.

Intelegensi juga memiliki beberapa arti yang berbeda yang dikemukakan oleh paraa ahli antara lain;

- Menurut Thorndike, intelegensi ialah kemampuan pada tiap individu untuk memberikan respon yang tepat atau baik terhadap stimulasi atau hal yang diterimanya.

- Menurut Wechsler: Intelegensi ialah kemampuan seseorang untuk bertindak dan mencapai suatu tujuan dengan berpikir secara rasional dan memiliki hubungan dengan lingkungan sosial secaara efektif.

- Menurut Terman; Intelegensi merupakan kemampuan manusia untuk berpikir abstrak.

Ketiganya memiliki arti yang berbeda-beda. Namun hal yang dibahas ialah sama yakni mengenai kemampuan berpikir. Intelegensi merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi, lebih tepatnya disekolah. Karena sesuai dengan tingkat atau taraf intelegensi yang dimiliki anak, hal tersebut menjadi penentu bagaimana anak belajar dan menyelesaikan masalahnya. Seperti menyelesaikan tugas yang diberikan guru maupun menyelesaikan hal-hal sederhana lainnya, anak memerlukan intelegensi untuk mencapai prestasi.

Adapun teori kognitif intelegensi yaitu bermana Teori CHC. Teori ini merupakan kombinasi riset yang dilakukan tiga tokoh yaitu Cattel-Horn-Carrol. Teori ini dikatakan sebagai teori terkini mengenai sturktur kognitif manusia dan yang memiliki dukungan empiris yang paling kuat. Didalam teori ini terdapat tiga bagian penting yaitu General Ability (stratum III) ini merupakan kemampuan yang menyebar dan memiliki tingkatan paling atas, Broad Ability (stratum II) ini memiliki tingakatan dibawah general dan yang terakhir ialah Narrow ability (stratum I) yang lebih pada kemampuan yang lebih spesifik pada seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline