Lihat ke Halaman Asli

Repetisi Hati

Diperbarui: 6 Juli 2020   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

seruni.id

Kala hati menjadi sebuah ironi dengan mudahnya para laki-laki menanam kasih tanpa tau apa itu sakit hati

Pergi tanpa alasan yang pasti tidakkah membuat hati terasa tercabik-cabik 

Lalu dengan mudahnya dia kembali dan mengisi hati tanpa ada kesadaran diri untuk tidak mengulangi

Lantas bagaimana aku harus bersikap? Menerimamya kembali meski hati terus tersakiti? 

Tersakiti menjadikan diri frustasi hingga ingin menggangtung diri?

Atau cukup dengan mengabaikannya dan merancang sekaligus menata kembali hati? 

Lantas bagaimana dengan perasaan yang masih sayang meski berkali-kali hati menjadi pelampiasan? 

Pelampiasan yang diberikan membuat mata sekaligus pikiran buta akan indahnya cinta

Setidaknya hati ini pernah merasa kebahagiaan diperlakukan sebagai wanita seutuhnya meski hanya beberapa saat

Saat dia mendua dan mengumbarkan cintanya bukankah hati ini akan terasa panas perih? 

Jikalau saja ku gondol ubi di perut sudahlah matang tanpa perlu di bakar. Apakah ini yang dinamakan repetisi hati? 

Indramayu,  6 Juli 2020














BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline