Ngerumpimenjadikan sesorang memiliki banyak relasi.
Siapa yang tak kenal dengar kata "ngerumpi". Ngerumpi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa orang guna membicarakan aib orang lain atau masyarakat sekitar umumnya menyebut "gibah".
Biasanya ngerumpi didominasi oleh kalangan ibu-ibu, namun tak dipungkiri kaum bapak-bapak juga ada yang hobi ngerumpi juga loh.
Maysarakat di desa khususnya ibu rumah tangga yang tak memiliki kesibukkan umumnya mendatangi rumah warga lainnya guna mengisi kekosongan waktu. Bermula membicarakan mengenai urusan dapur, perkembangan anak.
Baca juga : Tips Jauhi Dosa Ngerumpi
Entah di sengaja atau tidak tetangga yang lain ikut gabung jadilah yang namanya ngerumpi atau menggunjing jika dalam bahasa Jawa.
Ngerumpi itu memang renyah rasanya hingga memunculkan berbagai pertanyaan tak ketinggalan pula pengetahuan bagi orang yang super duper kepo mengenai pribadi orang lain, menambah informasi, buktinya warga yang satu tak pernah ngobrol namun dengan mengikuti ngerumpi akhirnya memiliki banyak relasi.
Umumnya, ngerumpi menjadi salah satu tradisi yang masih di lestarikan sampai saat ini. Jika dalam bahasa Jawanya "midang bari rerasan" namun, tradisi ini di nilai kurang baik, karena kegiatan ngerumpi umumnya kerumunan orang akan membicarakan kejelakan juga aib orang lain tanpa tau kebenarannya.
Baca juga : Mengubah Budaya "Ngerumpi" Menjadi Kegiatan Produktif
Selain itu, bisa saja omongan orang lain bisa di lebih-lebihkan hingga orang lain bisa naik pitam hingga mengakibatkan permusuhan.
Sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki banyak keberagaman, tentu akan lebih baik jika memegang teguh tradisi dan bisa melestarikannya. Tapi, tradisi ngerumpi bukalah kegiatan yang baik karena dapat melukai orang yang di rumpi.