Lihat ke Halaman Asli

INOVASI MAHASISWA UNTAG ( UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945) : Membangun Sistem Akuaponik Budidaya Ikan Lele Dan Sayuran Berkelanjutan Di Desa Candiwatu

Diperbarui: 15 Juli 2024   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pacet, 15 Juli 2024 - Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) berperan aktif dalam mendukung perkembangan inovasi berkelanjutan di Indonesia. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mereka membantu masyarakat di Desa Candiwatu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, dalam proses pengembangan inovasi berkelanjutan yang berofokus pada "MEMBANGUN SISTEM AKUAPONIK BUDIDAYA IKAN LELE DAN SAYURAN BERKELANJUTAN" Program pendampingan ini melibatkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah utama yang dihadapi Mitra kami mengalami masalah dengan rendahnya produktivitas dan kualitas ikan lele karena kurangnya teknologi dan pengetahuan tentang budidaya yang berkelanjutan.
Mahasiswa UNTAG Surabaya yang terlibat dalam program ini adalah Nabila Salsabila Perandalu, Muhammad Firman Al Arabi dan Sheila Puspa Ayu S. R. Program ini  berlangsung dari tanggal 10-21 Juli 2024. Kami berharap dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan
baru kepada masyarakat Desa Candiwatu mengenai teknologi akuaponik. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ekonomi warga melalui hasil budidaya yang lebih baik dan berkelanjutan.

Mengembangkan Sistem Akuaponik untuk Mengoptimalkan Budidaya Ikan Lele dan Sayuran Berkelanjutan.

Pelaksanaan inovasi ini dimulai dengan perancangan sistem yang sesuai dengan kondisi lapangan, diikuti oleh instalasi komponen seperti kolam ikan, media tanam, sistem irigasi, dan pompa air. Inovasi sistem akuaponik ini tidak hanya bertujuan untuk mengoptimalkan budidaya ikan lele dan sayuran, tetapi juga memperkenalkan metode pertanian yang efisien dan berkelanjutan kepada masyarakat. diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan budidaya serupa di wilayah lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline