Seseorang yang telah lulus dari kuliah, pasti akan menyandang title fresh graduate loh! Namun mereka para fresh graduate, pasti mengalami yang namanya stress karena adanya tuntutan dan harapan yang tidak sejalan dengan kenyataan di kehidupan, lalu apasih itu freshgraduate dan stress seperti apa yang dialami oleh freshgraduate, apakah itu memang stress atau hanya lebay?
Istilah "stress freshgraduate" merujuk dengan kondisi tekanan psikologis dan emosional yang dialami oleh lulusan baru saat mereka bertransisi dari dunia Pendidikan ke dunia kerja. Fresh Graduate 'Syndrome' adalah keadaan sedih setelah lulus kuliah. Orang dengan kondisi ini merasa masa transisi pasca sarjana dan sekolah sangat sulit. Banyak lulusan baru yang Tengah menghadapi tekanan untuk sesegera mungkin mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang mereka masing -- masing. Freshgraduate biasanya sedang dalam tahap awal pencarian pekerjaan pertama mereka setelah lulus. Para freshgraduate menghadapi yang namanya persaingan ketat, pada tiap pekerjaan yang mereka datangi, serta ekspektasi dari keluarga dan Masyarakat.
Stress yang dialami freshgraduate adalah fenomena yang semakin hari semakin umum pada era modern saat ini, yang dimana tuntutan pekerjaan dan harapan pribadi sering tidak sejalan dengan kenyataan pada kehidupan. Stress ini sering kali disebabkan dari berbagai tantangan, salah satu nya termasuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang mereka, stress nya dapat disebabkan dari berbagai faktor. Salah satu faktor utama nya yaitu tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang Pendidikan mereka. Proses pencarian kerja sering kali memakan waktu dan penuh dengan ketidakpastian, yang dapat menimbulkan kecemasan. Selain itu, adaptasi terhadap lingkungan kerja baru dan tuntutan profesional yang berbeda dengan dunia akademik juga bisa menjadi sumber stress.
Freshgraduate mungkin merasa terbebani dengan ekspektasi untuk menunjukkan kinerja yang baik dan membuktikan diri mereka di tempat kerja. Tidak hanya itu, beban finansial seperti pembayaran pinjaman pendidikan dan biaya hidup yang semakin meningkat turut menambah tekanan. Kurangnya pengalaman dalam mengelola waktu dan stres, serta keterampilan komunikasi yang masih dalam tahap pengembangan, juga dapat memperburuk situasi. Semua faktor ini, ketika digabungkan dapat menciptakan tekanan mental yang signifikan bagi fresh graduate yang sedang bertransition menuju dunia kerja profesional.
Ciri-ciri stress pada fresh graduate bervariasi, namun ada beberapa tanda umum yang sering muncul. Salah satu ciri utama adalah perasaan cemas yang berlebihan terkait masa depan karier mereka dan ketidakpastian dalam mendapatkan pekerjaan. Fresh graduate yang mengalami stress juga sering merasa kewalahan dengan proses pencarian kerja, seperti mengirimkan lamaran dan menghadiri wawancara. Selain itu, mereka mungkin menunjukkan penurunan produktivitas dan kesulitan berkonsentrasi pada tugas-tugas yang ada.
Perubahan mood, seperti mudah marah atau merasa tertekan tanpa alasan jelas, juga merupakan tanda stress. Secara fisik, stress dapat memanifestasikan diri dalam bentuk gangguan tidur, kelelahan, atau sakit kepala. Fresh graduate yang mengalami stress juga bisa menarik diri dari interaksi sosial dan kegiatan yang biasanya mereka nikmati, merasa tidak termotivasi, dan mengalami penurunan percaya diri. Semua tanda-tanda ini mengindikasikan bahwa fresh graduate tersebut sedang menghadapi tekanan yang signifikan dalam fase transisi mereka menuju dunia kerja.
Konseling dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi stress pada fresh graduate yang sedang bertransisi ke dunia kerja. Dalam sesi konseling, fresh graduate mempunyai kesempatan untuk berbicara tentang kekhawatiran dan tekanan yang mereka alami dengan seorang profesional yang terlatih. Konselor dapat membantu mereka mengidentifikasi penyebab utama stress, seperti kesulitan dalam mencari pekerjaan atau adaptasi terhadap tuntutan profesional yang baru.
Dengan bimbingan konselor, fresh graduate dapat belajar strategi coping yang efektif, termasuk teknik manajemen waktu, relaksasi, dan pengelolaan emosi. Selain itu, konseling juga dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan komunikasi dan percaya diri, yang sangat penting pada lingkungan kerja. Konselor dapat memberikan panduan dalam menetapkan tujuan karier yang realistis dan membantu fresh graduate merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya. Dengan dukungan konseling, fresh graduate dapat mengurangi tingkat stress, meningkatkan kesejahteraan mental, dan merasa lebih siap serta percaya diri dalam menghadapi tantangan dunia kerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H