Lihat ke Halaman Asli

Nabila Rachman

Hai, terima kasih sudah mengunjungi web ini

Instrumen Evaluasi Pembelajaran Keagamaan dan Pembentukan Karakter Anak Usia Dini

Diperbarui: 2 November 2021   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seorang guru wajib bisa mengenali instrumen apa saja yang pas digunakan untuk melaksanakan aktivitas penilaian pendidikan keagamaan paling utama dalam perihal moral serta agama untuk anak usia dini. Postingan ini bertujuan untuk mengenali instrumen apa saja yang sesuai digunakan oleh seorang guru dalam melaksanakan aktivitas penilaian pendidikan keagamaan pada anak usia dini. 

Sebab dikala ini masih banyak guru yang kurang mencermati pemakaian instrumen penilaian, apabila guru tidak bisa mempraktikkan pemakaian instrumen evaluasi yang tepat dalam melaksanakan aktivitas penilaian pendidikan maka dikhawatirkan bila nanti hasil yang dicapai oleh anak tidak optimal, sebab moral serta agama ialah suatu pengetahuan agama yang wajib diberikan kepada anak selaku bekal, maka dari itu cara untuk mengenali gimana pertumbuhan dari moral serta agama anak dibutuhkan adanya aktivitas penilaian ini. 

Tidak cuma itu, Instrumen evaluasi juga disusun untuk mengenali keberhasilan pembentukan karakter anak usia dini, instrumen tersebut bisa berbentuk lembar pantauan anak di area sekolah serta lembar pantauan anak di area rumah. Lembar pantauan terbuat bersumber pada jaminan kualitas dari sekolah yang sudah diresmikan.

Aktivitas pendidikan merupakan salah satu aktivitas yang tidak bisa terpisahkan dengan dunia pembelajaran. Pembelajaran serta pendidikan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan serta tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Usia dini ialah periode yang sangat berarti. Oleh sebab itu, masa ini kerap diucap dengan masa keemasan ataupun golden age. Tidak hanya itu, periode ini kerap diucap dengan masa peka, masa bermain, masa kritis disebabkan pada masa ini sangat mempengaruhi terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Pembelajaran yang sudah diberikan kepada anak sejak usia dini sangat memegang peranan penting untuk untuk kesiapan pembelajaran anak di masa yang akan datang ialah meningkatkan segala kemampuan anak secara optimal sehingga terbentuklah sikap serta keahlian yang cocok dengan tahapan pertumbuhan anak.

Menurut Wahyudin dan Agustin (2011), menyatakan bahwa evaluasi dalam konteks pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah prosedur sistematis yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang kemajuan berbagai aspek perkembangan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama kurun waktu tertentu. 

Dalam pembelajaran anak usia dini, guru dapat mengevaluasi sejauh mana pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil, ataukah penggunaan media yang kurang tepat, kurang menarik ataupun menggunakan metode yang kurang tepat dan instrumen yang kurang sesuai. Menurut Stufflebeam et. al (dalam Daryanto, 2012:1) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna dalam menentukan pengambilan alternatif keputusan.

Dalam proses evaluasi guru wajib betul-betul mencermati tiap proses belajar anak supaya guru bisa mengenali dengan benar pertumbuhan tiap-tiap anak. Dikala guru hendak melaksanakan evaluasi perkembangan nilai keagaaman anak terutama pada moral serta agama, guru wajib mempersiapkan pencapaian supaya guru mempunyai tolak ukur tingkatan pencapaian yang wajib di capai oleh anak.

Pendidikan karakter berasal dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter. Pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 Ayat 1 diungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran agar peserta didik secara  aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta  keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai) dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau perilaku. Seseorang  yang  berperilaku  tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek. Sementara orang yang berperilaku jujur dan suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Itulah sebabnya istilah karakter terikat erat dengan kepribadian seseorang. Seseorang disebut sebagai orang yang berkarakter (a person of character) jika perilakunya sesuai dengan kaidah  moral (Musfiroh,  2008:  28). Kaidah moral tersebut bisa didasari oleh ajaran agama maupun filsafat suatu bangsa.

Terdapat 2 perihal kenapa pembelajaran pembentukan karakter sangat pas diterapkan sejak dini. Pertama, sebab anak usia dini belum dapat membedakan seluruhnya mana yang termasuk sikap yang baik dan mana yang kurang baik. Kedua, sebab anak usia dini belum mengenali akibat yang ditimbulkan dari sikap baik maupun sikap kurang baik. 

Kedua alibi tersebut sudah mengharuskan orang tua serta pula pendidik PAUD untuk membentuk kepribadian anak sejak dini. Pembentukan karakter untuk anak usia dini dicoba lewat upaya mengenalkan bermacam kebaikan (knowing the good), menanamkan rasa cinta terhadap kebaikan (loving the good), serta menyesuaikan anak buat melaksanakan kebaikan (acting the good). Bermacam alibi tersebut bisa menegaskan kalau betapa berartinya pembentukan karakter bagi anak usia dini. 

Praktik penyelenggaraan layanan PAUD yang berpihak pada penerapan pembelajaran kepribadian bisa menjadikan anak usia dini mempunyai kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual. Butuh disadari oleh orang tua ataupun guru PAUD kalau anak yang pintar intelektual (Intelligence Quotient) (IQ) belum pasti mempunyai kecerdasan emosional serta spiritual. Sedangkan, anak yang pintar emosional serta spiritual tentu mempunyai kecerdasan intelektual (Intelligence Quotient) (IQ).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline