Lihat ke Halaman Asli

Nabila Putri

Mahasiswa

Renaissance

Diperbarui: 28 April 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan budaya

The American Heritage Dictionary mengartikan Renaissans sebagai: the humanestic revwal of art, biterature, and learning in Europe. The period of the survival roughly from 14 to 10 century"

"kebanglatan humanunk di bidang sen, satra, dan pembelajaran di Eropa. Perio de hebrangkan renaisant tersebut terjadi antara abad ke-1-4 hingga ke-16. 

Renaisans merupakan sebuah gerakan budaya yang lahir di Florence, Italia, dan berkembang ke seluruh Eropa. Sebagai gerakan budaya, dimulai di bidang seni, sastra, dan merambah ke semangat pembelajaran baru di Eropa. Gerakan ini terus menyebar dari Florence dan Italia sampai dengan abad keenam belas, bahkan ketujuh belas, dan beririsan dengan gerakan reformasi gereja di abad keenam belas.

Semangat gerakan renaissans ini yang walaupun didukung oleh penemuan kertas dan bahkan kemudian oleh penemuan mesin cetak oleh Gutenberg, semangatnya dapat dirasakan di seluruh Eropa, tapi perkembangannya tetap tidak merata. 

Secara mendasar, gerakan renais- sans merupakan upaya untuk mengembangkan opsi kebudayaan baru, bergeser dari kebudayaan tradisional yang diwarnai oleh kebudayaan Romawi-Kristen yang sudah mereka kenal dengan baik selama ini, Sehingga para sejarawan menganggap bahwa renaissans adalah jembatan antara abad pertengahan dan abad kemajuan Eropa. 

Gerakan kebudayaan renaissans tersebut telah berhasil mengembangkan elemen-elemen kemajuan tidak saja di bidang seni dan budaya, tapi juga melahirkan perubahan-perubahan di bidang intelektual dan pergolakan di bidang sosial politik, bahkan di bidang diplomasi. Tokoh-tokoh renaissans yang terkenal seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, dikenal sebagai tokoh pembaruan artistik dan polimatik, atau seorang yang memiliki wawasan dan kemampuan luas, sehingga dunia menyebut merekalah manusia-manusia renaissans.

Kebudayaan Yunani Romawi adalah kebudayaan yang menekankan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani menggambarkan ma nusia sebagai makhluk yang terus-menerus berpikir untuk memahami lingkungannya, serta menentukan prinsip-prinsip kehidupannya untuk memahanu berbagai tindakannya dalam mewujudkan kebahagiaan di rinya Kesusastraan dalam mitologi Yunani juga mengajarkan keberanian untuk menjelajahi dunia dan alam yang penuh tantangan. Bahkan arsitektur Yunani Romawi juga mencerminkan kemampuan manusia untuk mengharmonisasikan antara hukum, kekuatan, dan keindahan. 

Humanisme renaissans

Renaissans sebagai gerakan budaya praktis telah menyebar ke seluruh penjuru Eropa pada abad ke16, dan dari gerakan pembaruan yang bermula di bidang artistik telah berkembang menjadi gerakan sastra, filsafat, musik, agama, ilmu pengetahuan, bahkan politik dan diplomasi. Sejak kejatuhan Konstantinopel pada tahun 1453, banyak imigran bangsa Yunani yang membawa naskah-naskah berharga Namun banyak dari naskah Yunani kuno tersebut yang berakhir dengan ketidakjelasan, sampai akhirnya bertemu dengan filsafat dan matematika Arab maupun karya Yunani, terutama naskah-naskah Aristoteles, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Averoes yang hidup di Spanyol. Yunani kuno ke Barat. Namun banyak karya-karya Yunani Kristen, termasuk Perjanjian Baru Yunani yang dibawa dari Byzantium ke Eropa Barat yang kemudian melibatkan para sarjana Eropa Barat untuk mempelajarinya. Pelbagai telaah terhadap Yunani Kristen, terutama dalam penggunaan nya terhadap Perjanjian Baru yang dipromosikan oleh humanis semacam Erasmus, telah membuka jalan bag kelahiran gerakan Reformasi Protestan.

Kebudayaan Renaissans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang lebih menekankan manusia sebagai bagian dari alam atau polis atau negara-negata kota pada era masyarakat Yunani Kuno. Kebudayaan Renaissans ditujukan untuk menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpkr sejumlah tokoh Abad Pertengahan yang lebih menekankan pendidikan skolastik, yang terlalu berpikir praktis dan kurang memberikan ruang gerak untuk bersikap kritis. Sementara para humanis berupaya agar rakyat, termasuk kaum perempuan mampu berbicara dengan kritis, lancar, dan jelas, dimana hal ini dapat dicapai melalui studi studia humanitatis, yang kn dikenal dengan nama humaniora yakni tata bahasa, retorika, sejarah, puisi, dan filsafat moral Sehingga dapat dipahami, mengapa budaya renaissans yang dimulai di bidang artistik yang didukung oleh pendekatan humanistik klasik tersebut, kemudian bisa mendorong dan memicu gerakan kemajuan di zaman renaissans, karena gerakan budaya renaissans yang berbasis humanistik klasik tersebut menekankan dan menganggap penting kapasitas individu sebagai bagian dari alam atau polis. Seorang individu sebagai bagian dari alam dapat berpikir kritis dan menentukan pilihan-pilihan- nya sendiri sebagai bagian atas penguasaannya terhadap alam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline