Lihat ke Halaman Asli

Nabila Ochtarina Putri

Mahasiswa UNAIR

Waspada Penyakit Menular TBC di Indonesia

Diperbarui: 21 Agustus 2023   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat masuk ke dalam paru-paru sehingga menyebabkan pengidapnya mengalami sesak nafas disertai batuk kronis. Selama ini, TBC menjadi masalah kesehatan dan tantangan global termasuk Indonesia.

Berdasarkan Global TB Report Tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat ke-2 untuk insiden TBC setelah India yang banyak menyerang penduduk usia 40-54 tahun. Selain itu, yang menjadi tantangan yang perlu diperhatikan saat ini yaitu TBC DM, TBC pada anak, dan TBC pada Masyarakat kelompok khusus atau kelompok rentan lainnya. Dengan angka estimasi kasus TBC sebesar 969.000 kasus atau 354 per 100.000 penduduk dan mortalitas 144.000 atau 52 per 100.000 penduduk selain TBC HIV (WHO, 2022).

Beberapa tahapan infeksi bakteri pada penderita TBC Paru yang perlu diketahui :

  • Infeksi Primer

Tahap ini terjadi saat udara yang mengandung bakteri penyebab TB terhirup oleh hidung atau mulut hingga masuk ke paru-paru dan berkembang biak.

  • Infeksi Laten

Ketika bakteri mulai berkembang, system imun akan melakukan perlawanan. Ketika system imun berhasil melawannya, maka bakteri tidak aktif menginfeksi sehingga tidak akan muncul gejala apapun.

  • Infeksi Aktif

Ketika system imun tidak berhasil melawan bakteri yang masuk dan berkembang biak, maka bakteri bebas menyerang hingga muncul gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita.

Apa saja tanda dan gejala TBC Paru ?

  • Batuk kronis yang berlangsung lebih dari 3 minggu
  • Batuk yang disertai dengan dahak atau darah
  • Demam dan menggigil
  • Sesak nafas dan nyeri dada
  • Berat badan menurun
  • Nafsu makan menurun
  • Berkeringat di malam hari
  • Kelelahan

Beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC Paru diantaranya :

  • Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh
  • Petugas medis yang sering kontak dengan penderita
  • Lansia dan anak-anak
  • Pengguna NAPZA
  • Penderita penyakit ginjal stadium lanjut
  • Perokok
  • Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah

Selain kelompok tersebut diatas, faktor risiko penularan TBC Paru juga dapat disebabkan dari lingkungan sekitar seperti :

  • Kepadatan Hunian

Kepadatan hunian menjadi salah satu faktor risiko tuberculosis. Semakin padat rumah maka perpindahan penyakit menular melalui udara akan semakin mudah dan cepat, apabila terdapat anggota keluarga yang menderita TBC secara tidak sengaja batuk. Bakteri Mycobacterium tuberculosis akan menetap di udara selama 2 jam sehingga memiliki kemungkinan untuk menularkan penyakit pada orang sekitarnya.

  • Ventilasi

Rumah dengan ventilasi yang kurang memenuhi akan berpengaruh terhadap kejadian TBC dengan adanya kelembapan yang tinggi pada udara dalam rumah tersebut sehingga dapat memudahkan pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis.

  • Status Gizi

Anggota keluarga yang berisiko mengalami gejala klinis tuberculosis adalah pada kelompok kasus dengan status gizi rendah atau kurus. Kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi, dan lainnya akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang. Apabila status gizi buruk maka daya tahan tubuh seseorang akan menurun sehingga sangat rentan terhadap penyakit TBC.

  • Paparan Asap Rokok

Paparan asap rokok memiliki efek pro inflamasi dan imunosupresif pada system imun saluran pernafasan. Selain itu, merokok dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, risiko perkembangan penyakit dan kematian pada penderita TBC.

Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat, olahraga, pemenuhan kebutuhan gizi pada tubuh, menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, serta hindari merokok agar dapat terhindar dan kecil kemungkinan untuk terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Namun jika sudah terinfeksi, selain memjalani pengobatan sebaiknya melakukan pencegahan TBC terbaik agar tidak menjadi sumber penularan bakteri TBC Paru pada orang yang sehat.

Referensi :

Anggraeni, Dini Eka, et al. (2018). Gejala Klinis Tuberkulosis Pada Keluarga Penderita Tuberkulosis BTA Positif. HIGEIA Journal Of Public Health Research and Development, 2(1), 91- -101.

Hamidah, Rana, et al. (2020). Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota Keluarga Penderita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 24- -28.

Setiawan, Sona, et al. (2021). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis di Indonesia. Bikfokes, 2(1), 60- -71.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline