Lihat ke Halaman Asli

Nabila Nurdiana

Mahasiswa UNJ

Syuting Sinetron di Tengah Bencana Semeru

Diperbarui: 26 Desember 2021   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

SYUTING SINETRON DI TENGAH BENCANA SEMERU

Belum lama ini media sosial digencarkan dengan adanya berita yang muncul dari dunia perfilman, kabarnya pada salah satu berita yang muncul dari dunia perfilman. 

Kabarnya pada salah satu sinetron yang berjudul "Terpaksa Menikahi Tuan Muda" yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta yang mendadak viral. Dimana sinetron tersebut menjadi heboh setelah adanya beberapa video yang menunjukkan bahwa sinetron tersebut menjalankan syuting di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, yang beredar di media sosial.

Pada video, terlihat para warga yang mengungsi temapak berdiri disamping pemain sinetron yang sedang melakukan pengambilan gambar, karena video tersebutlah sinetron ini kian mengundang hujatan dari publik karena dinilai tidak mempunyai rasa empati kepada korban yang terkena musibah. Sinetron yang di produksi oleh PT VERONA INDAH PICTURES, Dwi Sunarso Lobo yang memproduksi sinetron tersebut mengaku bahwa lokasi pengungsian semeru memang sengaja dipilih oleh pihaknya.

Dari pihak sinetron mengatakan bahwasanya ingin menampilkan tokoh dengan nilai yang dianggap baik, karena sifat kemanusiaannya. 

Oleh sebab itu pengungsian Gunung Semeru pun yang dipilih oleh pihak sinetron. Bukan hanya itu, pihak sinetron pun mempunyai asumsi bahwa warga dan relawan di lokasi menerima mereka dengan baik. Bupati Lumajang Thoriqul Haq angkat bicara terkait kegiatan syuting sinetron yang dilakukan di lokasi pengungsian bencana erupsi Semeru, Thoriq mengatakan bahwa bisa dipastikan kegiatan tersebut tidak memiliki izin.

Dari berbagai berita maupun video yang banyak beredar di media sosial, hal tersebut sangat di sayangkan karena Lumajang masih dalam suasana berkabung, banyak jenazah saudara-saudara yang terkubur material Semeru yang masih berharap bisa ditemukan, selain itu juga yang disayangkan lagi yaitu pemilihan lokasi syuting yang dinilai tidak selayaknya dilakukan di tempat yang terdampak bencana, banyak sekali masyarakat bahkan warga sekitar yang juga turut mengkritik atau menolak keras perbuatan tersebut.

Proses syuting dinilai sangat tidak tepat dilakukan di tengah masyarakat yang sedang tertimpa bencana, yang dimana mereka masih merasakan duka yang sangat mendalam akibat kehilangan keluarga maupun kerabat yang dikarenakan korban erupsi. 

Oleh karena itu penyutingan film yang berjudul "Terpaksa Menikahi Tuan Muda" tidak mencerminkan suatu empati terhadap korban dan solusi bagi korban merupakan tindakan yang tidak tepat bahkan disebut eksploitasi bencana untuk kepentingan materi semata.
Mengenai berita yang sedang marak tersebut, bisa masuk kedala prinsip ISO 26000. 

Dengan cara menghormati kepentingan masyarakat dengan cara tidak mementingkan kepentingan materi semata. Menghormati aturan hukum yang berlaku, dengan sudah memasuki dunia perfilman itu artinya sudah paham dengan aturan serta mengetahui konsekuensi dan hukuman yang akan didapat jika melakukan sebuah pelanggaran hukum yang sudah ditentukan. 

Serta adanya perilaku etis yang bisa diterima oleh masyarakat sekitar dengan tidak bertindak diluar akal sehat seperti syuting sinetron ditengah korban bencana sekaligus menghotmati hak asasi manusia untuk saling melindungi sehingga masyarakat setempat merasa aman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline