Malang, 6 Maret 2024 - Dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, mahasiswa yang terlibat dalam program asistensi mengajar di MAN 1 Malang telah menerapkan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Kegiatan ini dilakukan oleh 3 mahasiswa dari prodi Pendidikan Geografi serta Bapak M. Mu’tashimbillah N.B, S.Pd selaku guru pamong. Inisiatif ini merupakan bagian dari program pengembangan kompetensi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang menggabungkan elemen permainan dan kompetisi. Metode ini tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih menyenangkan, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan bekerja sama dalam tim.
"Melalui TGT, siswa belajar untuk berpikir secara kritis dan analitis. Mereka harus bekerja sama untuk memecahkan masalah dan berkompetisi dalam suasana yang menyenangkan," ujar Nabila, salah satu mahasiswa asistensi mengajar di MAN 1 Malang.
Setiap sesi pembelajaran dimulai dengan mahasiswa membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil. Kelompok-kelompok ini kemudian diberikan tugas-tugas yang harus diselesaikan bersama. Tugas-tugas tersebut melibatkan pemecahan masalah, diskusi kelompok, dan penyusunan strategi untuk turnamen.
"Turnamen ini menambah semangat kami dalam belajar. Kami tidak hanya berusaha untuk menang, tetapi juga belajar bagaimana bekerja sama dan saling membantu," ujar salah satu siswa kelas 10.
Implementasi TGT oleh mahasiswa asistensi mengajar telah menunjukkan hasil yang positif. Siswa menjadi lebih aktif dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Mereka juga lebih bersemangat untuk belajar dan menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis.
"Dengan metode ini, siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi. Mereka tidak hanya belajar materi pelajaran, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan bekerja sama," ungkap Nazwa, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program asistensi.
Namun, penerapan TGT juga menghadapi tantangan, terutama dalam memastikan bahwa setiap siswa berpartisipasi aktif. Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa asistensi mengajar memberikan peran khusus kepada setiap anggota kelompok, seperti menjadi pemimpin diskusi, pencatat, dan penyaji hasil.
"Pendekatan ini memastikan bahwa setiap siswa memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk berkontribusi," tambah Nazwa.