Lihat ke Halaman Asli

Putri Nabila

Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengenal Parasocial Relationship

Diperbarui: 28 September 2024   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: https://www.bbc.com/news/world-57489720

Perkembangan media sosial dan dunia hiburan pada era globalisasi memicu para pakar untuk mengeksplorasi perilaku yang dimiliki idola dengan penggemar mereka, dan telah ditemukan bahwa perasaan kagum, cinta, maupun sayang terhadap idola yang dialami penggemar adalah bentuk dari parasocial relationship. Mulai dari menyukai karya, mengikuti perjalanan karier, sampai berkeinginan untuk mengikuti kehidupan pribadi idola. Hal ini dapat menyebabkan beragam dampak kepada penggemar, mulai dari dampak positif hingga negatif.

Parasocial relationship atau hubungan parasosial merupakan hubungan yang tercipta satu arah, dimana seseorang menggemari, mengenali, dan menyukai idola atau tokoh tertentu. Sedangkan disaat yang bersamaan, idola mereka tidak mengenali bahkan mengetahui keberadaan mereka.

  1. Interaksi

Horton & Whol (1956) mengatakan bahwa parasocial relationship adalah hubungan satu sisi yang dibentuk oleh seseorang dengan “media persona” (Nabi & Oliver, 2009).

Pada mulanya fenomena ini didefinisikan sebagai interaksi nyata atau tatap muka langsung antar “media persona” dengan seseorang. Namun seiring perkembangan zaman, interaksi yang menimbulkan hubungan parasosial mengalami perkembangan sehingga terjadinya interaksi tidak nyata. Media persona ini dapat berupa, idola, aktor, aktris, figur publik, influencer, pembawa berita, pembawa acara, selebrita, bahkan karakter animasi dan karakter fiksi.

Media perantara interaksi juga beragam seperti, televisi, buku, majalah, radio, media sosial, dan masih banyak lagi. Sedangkan interaksi yang terjadi dapat dilakukan baik secara nyata maupun tidak nyata. Contoh dari interaksi nyata berupa pertemuan tatap muka, bertukar sapa, dan berbincang. Sedangkan interaksi tidak nyata dapat bermula dari pertunjukan atau siaran dari televisi (seperti berita, wawancara, dan iklan komersial), tayangan dari aplikasi atau laman jaringan sosial (seperti artikel, reality show, dan siaran langsung), dan lain sebagainya.

Interaksi terus-menerus yang berisikan informasi seputar media persona ini, ditangkap oleh penggemar dan memunculkan opini yang mengakibatkan terciptanya ilusi “kedekatan” berupa perasaan terhubung antar penggemar dengan idolanya.

2. Tahapan

Giles & Maltby (2005) mendefinisikan hubungan parasosial ini menjadi tiga tingkat berbeda (Rianti, 2021). Seperti dikutip dari Metro UK, tiga tahapan itu adalah: tahap menghibur, tahap personal, dan tahap melewati batasan.

A. Tahap Menghibur

Atau tahap entertain social. Merupakan tahap permulaan seseorang menjadi penggemar dikarenakan adanya perasaan tehibur atau kepuasaan saat melihat idola mereka. Tahap ini adalah tahap paling awal dan ringan yang dapat dialami semua orang.

B. Tahap Personal

Atau tahap intense personal, ini adalah tahap dimana penggemar mulai merasakan sebuah ikatan dan perasaan “dekat” dengan sang idola. Penggemar mulai menaruh minat pada kehidupan pribadi idola, merasakan kesepian saat idola tidak aktif di sosial media, ingin mengetahui hal kecil sedetail mungkin yang berkaitan dengan idola. Contohnya seperti zodiak idola, makanan dan minuman kesukaaan idola, alergi yang dimiliki idola, dan lain sebagainya.

C. Tahap Melewati Batasan

Atau tahap borderline pathological. Tahap ini merupakan tahapan terdalam dan terjauh dari hubungan parasosial, dimana penggemar mulai memiliki perilaku obsesif terhadap idola. Penggemar menganggap idola merupakan bagian penting dari hidup mereka, penggemar merasa memiliki hubungan khusus dengan idola.

Tahap ini dianggap paling bermasalah karena sudah berkaitan dengan khayalan serta imajinasi yang tidak masuk akal dari penggemar (Indriyana & Wahyudi, 2019). Contoh perilaku seperti mengakui idola sebagai kekasih, suami atau istri, menguntit idola, mencari informasi pribadi idola, dan lain sebagainya.

3. Dampak

Hubungan parasosial tidak hanya memiliki dampak negatif saja, hubungan ini mampu memberikan dampak positif juga.

A. Dampak positif

Energi dan dampak positif dari hubungan parasosial sering kali dirasakan para penggemar. Mulanya penggemaar hanya akan merasakan kesenangan, ketenangan, dan hiburan. Namun seiring berjalannya hubungan parasoisal, akan ada banyak hal yang penggemar ambil, ikuti, pelajari dan lakukan karena pengaruh idola mereka. Contohnya seperti:

• Dapat mempelajari kebudayaan serta bahasa baru

• Memiliki inspirasi, motivasi, pendorong atau penyemangat untuk beraktivitas dan meraih sesuatu

• Memiliki tekad dan cita-cita kuat untuk bertemu idola

• Dapat mengatur pengeluaran dan penyimpanan uang dengan lebih baik

• Menemukan hobi serta kegemaran yang baru

• Meningkatkan kreativitas dan minat bakat

• Peka terhadap isu sosial

B. Dampak Negatif

Dampak negatif akan hadir apabila penggemar sudah berlebihan dalam hubungan parasosial, lalu masuk pada fase obsesif kepada idola. Selain obsesif, perilaku konsumtif juga dapat menimbulkan dampak negatif. Contohnya seperti:

• Mendahulukan segala sesuatu yang berkaitan dengan idola daripada kepentingan pribadi di kehidupan nyata

• Mencari informasi-informasi pribadi idola

• Menguntit idola

• Berlebihan saat membeli sesuatu yang berhubungan dengan idola

• Merasakan kesedihan dan amarah yang mendalam saat mendengar kabar idola memiliki pasangan

• Meneror idola


Manusia selama masa hidupnya pasti memiliki seseorang maupun tokoh yang berpengaruh didalam kehidupan mereka. Rasa hormat, kagum, cinta, sayang dan ingin melindungi idola adalah hal yang sangatlah wajar, semua perasaan ini memang termasuk kedalam hubungan parasosial. Namun perasaan ini ada baiknya bila dirasakan sekadarnya saja, karena segala sesuatu yang berlebihan akan membuahkan hasil yang buruk seperti perilaku obsesif, konsumtif dan lain sebagainya.

Maka dari itu cintailah diri kita sendiri terlebih dahulu, dahulukan diri serta kepentingan hidup yang wajib kita jalani dan penuhi. Orang-orang disekeliling kita juga tidak kalah pentingnya, hindari menaruh perasaan serta ekspetasi yang berlebihan kepada idola. Sejatinya, hubungan di dunia nyata dengan orang-orang yang dapat kita temui langsung dan berinteraksi langsung lebih berharga untuk dijaga.

Referensi

dr. Utari, R, (11 Februari 2022), Parasocial Relationship, Dampak Penggemar yang Tergila-gila pada Idola. SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/parasocial-relationship

Setyarini, R, (30 Mei 2021), 3 Tahap Parasocial Relationship: Saat Seseorang Merasa Terikat dengan Idola atau Karakter Fiksi. Kabar Besuki. https://kabarbesuki.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-191978577/3-tahap-parasocial-relationship-saat-seseorang-merasa-terikat-dengan-idola-atau-karakter-fiksi?page=3

Indrayana, L. A, & Hedi, W, (Agustus 2019), Hubungan Self Esteem deangan Pathological Borderline Celebrity Worsihp pada Dewasa Awal Anggota Fansclub BTS Bandung. Prosiding Psikologi Seminar Penelitian Sivitas Akademika Unisba. https://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/download/16980/pdf

Nur’afifah, O, N. Farida, F.D. Lestari, (24 Februari 2020), Parasocial Interaction on Social Media: Can it Affect Parasocial Relationship?. Jurnal Interact. http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/fiabikom/article/view/1595

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline