Lihat ke Halaman Asli

Nabila Mahdiya Putri

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pembacaan Yasin dan Tahlil Rutin Kamis Malam di Musholah RW 9A Desa Gedog Wetan

Diperbarui: 7 Februari 2024   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOK. PRI

Setiap malam Kamis di Desa GedogWetan memiliki makna khusus dengan adanya tradisi rutin pembacaan Yasin dan Tahlil di musholla RW 9A. Setiap Kamis malam menjelang Jumat, warga desa berkumpul dengan khidmat di musholla untuk bersama-sama menghadirkan doa dan bacaan suci sebagai bentuk pengabdian dan kebersamaan spiritual.

Kegiatan dimulai dengan kehadiran warga yang datang dari berbagai lapisan masyarakat, menciptakan suasana kebersamaan yang kental. Musholla RW 9A menjadi tempat yang sarat dengan keheningan dan doa, sebagai tempat berkumpulnya hati dan jiwa warga yang tengah mencari ketenangan dan keberkahan.

Pembacaan Yasin dimulai di musholla RW 9A Desa Gedog Wetan. Suasana khidmat terpancar dari wajah-wajah yang khusyuk, sementara ayat-ayat suci Yasin mengalun, menghiasi udara malam dengan keberkahan dan ketenangan. Setiap ayat diiringi oleh doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus oleh warga yang hadir.

Setelah pembacaan Yasin, dilanjutkan dengan rangkaian tahlil, di mana warga membaca tasbih dan doa tahlil secara bersama-sama. Kegiatan ini menjadi momen untuk mendoakan arwah para leluhur, keluarga, dan sesama muslim yang telah berpulang. Kebersamaan dalam berdoa menjadi perekat antarwarga, menciptakan ikatan sosial dan spiritual yang erat.

Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang untuk berdoa, tetapi juga sebagai wadah pembinaan nilai-nilai keagamaan. Anak-anak dan remaja desa diajak untuk ikut serta dalam kegiatan ini, memperoleh pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga hubungan dengan Tuhan dan sesama. Para sesepuh desa pun turut berperan sebagai pemimpin doa dan pembimbing rohani.

Malam Kamis yang diisi dengan pembacaan Yasin dan Tahlil di musholla RW 9A Desa GedogWetan bukan sekadar ritual rutin, tetapi juga merupakan ungkapan rasa syukur, kesatuan, dan keimanan warga desa. Momen kebersamaan ini memberikan hikmah dan kehangatan yang menjadikan Desa GedogWetan sebagai komunitas yang berakar dalam nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline