Artikel berjudul "Design of a software architecture supporting business-to-government information sharing to improve public safety and security Combining business rules, Events, and blockchain technology" yang ditulis oleh Slinda van Engelenburg, Marijn Janssen, dan Bram Klievink, yang diterbitkan dalam jurnal "Intelligent Information Systems " pada tahun 2019, menyajikan kontribusi yang signifikan dalam bidang berbagi informasi antara bisnis dan entitas pemerintah, dengan potensi implikasi untuk Indonesia. Dalam ulasan ini, kami akan mengeksplorasi elemen-elemen kunci dari artikel ini, implikasi praktisnya, dan bagaimana artikel ini dapat berkaitan dengan konteks Indonesia.
Artikel ini menguraikan beberapa kontribusi yang patut dicatat. Pertama, ia memperkenalkan kerangka perangkat lunak yang disesuaikan untuk pertukaran pengetahuan dari Pemerintah-ke-Bisnis (G2B). Arsitektur seperti ini menjembatani kesenjangan antara entitas komersial dan badan pemerintah, yang mengatasi masalah yang relevan untuk kedua sektor tersebut.
Di Indonesia, berbagi informasi B2G ini sangat signifikan. Lahan ekonomi yang beragam, mencakup berbagai industri, menuntut kerjasama yang lancar antara bisnis dan pemerintah. Arsitektur makalah ini, dengan fokus pada kerahasiaan, legalitas, dan kehandalan, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan pertukaran informasi demi keuntungan bersama.
Integrasi teknologi blockchain adalah kontribusi lain yang signifikan. Indonesia, dengan ekonomi digital yang sedang berkembang dan potensi aplikasi blockchain di sektor-sektor seperti pertanian dan logistik, dapat sangat menguntungkan dari pendekatan ini. Kemampuan blockchain untuk memastikan kepercayaan dan integritas data sangat sesuai dengan visi Indonesia untuk pengelolaan data yang aman dan transparan.
Selain itu, inklusi aturan bisnis yang dapat disesuaikan oleh perusahaan memungkinkan bisnis di Indonesia untuk melindungi informasi sensitif saat diperlukan sambil memfasilitasi berbagi data yang dapat diperkaya atau digabungkan oleh pihak lain. Fleksibilitas ini selaras dengan lanskap bisnis yang beragam di negara ini.
Terakhir, penggunaan enkripsi dan dekripsi untuk akses data sesuai dengan upaya berkelanjutan di Indonesia untuk memperkuat keamanan data dan melindungi informasi sensitif.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan beragam industri dan wilayah, memiliki potensi besar untuk mendapatkan manfaat dari implikasi praktis yang diuraikan dalam artikel ini. Pertama, pengembangan arsitektur perangkat lunak khusus untuk berbagi informasi B2G merupakan instrumen penting dalam mempromosikan kolaborasi lintas sektor. Ini sesuai dengan fokus Indonesia untuk meningkatkan efisiensi, terutama dalam manajemen logistik dan rantai pasok.
Teknologi buku besar terdistribusi, seperti yang diadvokasi dalam artikel, memiliki potensi untuk meningkatkan transparansi dan keandalan data. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan minat dalam teknologi blockchain untuk berbagai aplikasi, termasuk registrasi tanah dan manajemen rantai pasok, menjadikannya pendekatan yang relevan dan dapat dijalankan.
Penggabungan aturan bisnis yang dapat disesuaikan dapat memberdayakan bisnis-bisnis di Indonesia untuk mengatasi lanskap regulasi yang kompleks dengan efektif, mempromosikan berbagi data yang bertanggung jawab. Ini bisa sangat berharga di sektor-sektor seperti keuangan dan perawatan kesehatan, di mana privasi data sangat penting.
Selanjutnya, kombinasi blockchain, peristiwa, dan aturan bisnis, sebagaimana yang diusulkan dalam artikel, menawarkan model untuk tata kelola data yang lebih baik di Indonesia. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, perusahaan dan lembaga pemerintah dapat memastikan kepatuhan terhadap hukum yang melindungi data, yang semakin penting di era revolusi digital.