(Lengkong,11 Agustus 2022) Sampah menjadi persoalan yang tak kunjung usai. Pasalnya, sampah berasal dari dampak aktivitas manusia. Banyaknya volume sampah kerap kali memusingkan manusia terkait solusi atasnya. Terlebih orang akan mengambil jalan mudah dengan membakarnya yang memicu persoalan baru lainnya.
Disisi lain, motivasi tersebar individu dalam bertindak berdasarkan keuntungan secara nyata yang sebagian besar muncul dari aspek ekonomi. Lantas, bagaimana jika solusi tersebut dapat memberi nilai ekonomis? Problematika ini menjadi inspirasi bagi Mahasiswa KKN Tim II Undip untuk mengerahkan program 3R (Reduce, Reuse,Recycle) yang bernilai ekonomi melalui Bank Sampah dan Ecobrick.
Program Eco-brick menjadi langkah nyata yang menyasar para ibu-ibu untuk berperan menjadi aktor aktif dalam penanganan lingkungan.
Pengolahan ini dinilai efektif sebab mengolah sampah secara praktis yang memanfaatkan botol plastik dan sampah kering yang digunting. Botol plastik menjadi media penting dalam ecobrick tersebut. Botol plastik dinilai menjadi musuh utama penggiat lingkungan karena unsur plastik sulit terurai secara alami.
Untuk itu, Mahasiswa mengajak para ibu untuk turut serta berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Terlebih kebiasaan yang biasanya ditemui, mereka membakar sampah yang mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah. Ecobrick menjadi solusi yang mendukung SDGs nomor 13 yaitu Climate Action. Hal ini karena pemanfaatannya dapat digunakan dalam kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan besar seperti membangun rumah, dsb.
Disisi lain, Bank Sampah memberikan inspirasi kepada para ibu melalui penyuluhan dan booklet. Sistem Bank Sampah Program ini menyasar ibu-ibu karena menjadi pelaku utama dalam kegiatan ekonomi dan rumah tangga. Para Ibu antusias dengan inovasi yang dapat menguntungkan mereka dan memberikan wawasan baru.
Kegiatan ini mendapat antusias warga yang tertarik menganai pengolahan sampah. Informasi yang disampaikan dinilai relevan dengan kebutuhan masyarakat akan penumpasan sampah. Tumpukan sampah menjadi tantangan terbesar pemerintah desa dalam mewujudkan desa yang bersih dan asri. Namun, volume sampah yang terus meningkat membuat kesulitan untuk menumpasnya. Sehingga, kehadiran program ini memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan bahan sekitar untuk kebutuhan mereka.
Bank Sampah menjadi program lanjutan dari inovasi untuk desa. Program ini menggalakan strategi untuk mengubah sampah bernilai ekonomis. Mahasiswa merancang program yang disampaikan melalui booklet dengan berbagai informasi lanjutan. Bank Sampah pun menargetkan ibu-ibu sebagai aktor utama penggerak perubahan. Semangat para ibu mendorong setiap kalangan bergerak
Esensi dari program ini ialah memberikan sudut pandang baru mengenai pengolahan sampah. Output dari program ini ialah produk Ecobrick dapat dimanfaatkan menjadi Paving, Kursi, hingga membangun rumah yang nyaman namun tetap cinta lingkungan. One Green Step, Matters!
Penulis: Nabilah Zulfa Rahayu