Pendidikan karakter yang paling fundamental dan pertama bagi anak terjadi di lingkungan keluarga. Di dalam keluarga, anak akan menyerap nilai-nilai dan norma-norma perilaku yang menjadi dasar penting dalam kehidupannya di masa depan. Anak belajar tentang karakter melalui contoh yang diberikan oleh anggota keluarga, terutama orang tua.
Anak belajar dan meniru perilaku orang tua, baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua merupakan figur yang paling dekat dengan anak dan menjadi contoh yang diidolakan oleh mereka. Jika anak melihat orang tua menunjukkan perilaku baik, mereka akan dengan cepat menirunya. Sebaliknya, jika orang tua menunjukkan perilaku buruk, anak juga cenderung meniru perilakunya. Anak meniru cara orang tua bersikap, berbicara, mengekspresikan perasaan, menyelesaikan masalah, dan mengelola emosi. Model perilaku yang baik dari orang tua akan berdampak positif pada perkembangan anak, begitu pula sebaliknya.
Dalam pola asuh otoritatif, orang tua memberikan kebebasan kepada anak namun tetap memberikan bimbingan. Mereka memberikan masukan dan arahan kepada anak, bersikap obyektif, perhatian, dan mengontrol perilaku anak. Orang tua sering berdialog dan berdiskusi dengan anak mengenai keputusan yang diambil.
Mereka menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka. Orang tua memperlakukan hak dan kewajiban anak secara sederajat dengan diri mereka sendiri. Pola asuh ini mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan masalah anak, mendukung dengan penuh kesadaran, dan menjaga komunikasi yang baik.
Pada pola asuh otoritatif ini mendorong si anak untuk menjadi mandiri namun tetap dengan penetapan batas dan kontrol yang jelas. Orang tua dalam pola asuh ini cenderung hangat, penuh kasih sayang, dan dapat menerima alasan di balik tindakan anak, serta mendukung tindakan konstruktif anak.
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoritatif akan mengalami dampak positif, seperti merasa bahagia, memiliki kontrol diri dan kepercayaan diri yang kuat, mampu mengatasi stres, memiliki motivasi untuk berprestasi, serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan teman sebaya dan orang dewasa. Mereka juga cenderung lebih kreatif, memiliki kemampuan komunikasi yang lancar, memiliki rasa harga diri yang tinggi, dan berjiwa besar.
Penerapan pola asuh otoritatif memiliki dampak positif pada perkembangan anak di masa depan, karena anak diajarkan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan tersebut. Hal ini memungkinkan potensi anak untuk berkembang secara optimal, karena mereka dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan bakat sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. Orang tua memberikan kontrol dan bimbingan saat anak terlibat dalam perilaku negatif yang dapat merusak kepribadian mereka.
Dalam mengasuh anak, penting bagi orang tua untuk bersikap bijaksana dan fleksibel, tidak terpaku pada satu pola asuh tertentu, namun mampu menyesuaikan pendekatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak. Orang tua dapat menggabungkan elemen-elemen dari ketiga pola asuh yang ada sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Hal ini memastikan bahwa pengasuhan yang diberikan oleh orang tua didasari oleh kasih sayang, kebersamaan, musyawarah, saling pengertian, dan keterbukaan. Dengan pendekatan yang demikian, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Akibatnya, generasi yang sehat, cerdas, bahagia, dan berakhlak mulia dapat terwujud. Dampak positifnya juga akan terlihat dalam terciptanya masyarakat yang harmonis, penuh saling menghargai, menghormati, menyayangi, dan memiliki sikap terbuka, positif, jujur, serta toleran.
Dalam membentuk kemandirian anak dengan pola asuh otoritatif melibatkan pendekatan yang seimbang antara memberikan arahan dan dukungan serta memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk kemandirian anak dengan pola asuh tersebut, yaitu; memberikan tanggung jawab yang sesuai, memberikan kebebasan dalam mengambil keputusan, mendorong kemandirian dalam menyelesaikan tugas, memberi pujian dan pengakuan, berkomunikasi dan mendengarkan, memberikan keteladanan.