Lihat ke Halaman Asli

Nabilah Salma Tsurayya

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga PGMI 21104080028

Tradisi Dhandangan di Kudus: Antusiasme Menyambut Ramadhan dan Dampaknya terhadap Perekonomian Lokal

Diperbarui: 5 Maret 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Probadi

Kudus, Jawa Tengah - Setiap tahun, menjelang bulan suci Ramadan, kota Kudus dipenuhi dengan kegembiraan dan semangat menyambut bulan penuh berkah tersebut melalui tradisi Dhandangan. Tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Kudus ini tidak hanya memiliki nilai religius, tetapi juga memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian lokal.

Dhandangan, yang diadakan setiap menjelang Ramadan, menarik ribuan wisatawan untuk menyaksikan keindahan cahaya yang memenuhi jalur utama kota serta dimeriahkan oleh banyaknya pedagang di sepanjang jalan Menara. Pada mulanya dhandangan merupakan tradisi Masyarakat sekitar kota Kudus untuk menantikan pengumuman awal Ramadhan oleh Sunan Kudus.

Banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong datang ke Kudus untuk mendengarkan pengumuman langsung dari Sunan Kudus membuat masyarakat yang tinggal disekitar Menara berpikiran untuk menjajakan makanan serta minuman. Lambat laun tradisi ini semakin populer serta mengundang banyak pedagang kaki lima turut serta menjajakan dagangannya disekitar jalan Menara.

Dinamakan dhandangan karena Ketika mengumumkan tanggal 1 Ramdhan, Sunan Kudus menabuh bedug. Karena bedug yang ditabuh mengeluarkan bunyi dang dang dang, maka tradisi pengumuman penentuan 1 Ramdhan disebut dengan dhandangan.

Salah satu dampak utama dari tradisi Dhandangan terhadap perekonomian kota Kudus adalah peningkatan pariwisata. Setiap tahun, wisatawan yang berkunjung untuk menyaksikan Dhandangan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan lokal, baik melalui pengeluaran mereka untuk akomodasi, makanan, maupun oleh-oleh khas kota Kudus.

Tidak hanya itu, tradisi Dhandangan juga menciptakan peluang usaha bagi para pedagang lokal. Berbagai produk seperti makanan ringan, souvenir, dan kerajinan tangan khas Kudus menjadi laris manis selama perayaan ini berlangsung. Para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangan mereka di sepanjang jalur Dhandangan juga merasakan dampak positif dari peningkatan jumlah pengunjung.

Tradisi Dhandangan adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh para pedagang. Selain mendapatkan peningkatan omset yang signifikan, para pedagang menjadi bagian dari perayaan yang memperkuat identitas budaya kota Kudus.

Melalui tradisi Dhandangan, kota Kudus tidak hanya merayakan kedatangan bulan suci Ramadhan dengan penuh kegembiraan, tetapi juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Dengan mempertahankan dan memperkuat tradisi ini, diharapkan Kudus dapat terus menjadi destinasi wisata budaya yang menarik serta memberikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakatnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline