Lihat ke Halaman Asli

Nabila Husna

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Konten Hoaks Dalam Konsep Simulacra

Diperbarui: 16 Desember 2022   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean Baudrillard lahir di Reims, Paris pada 20 Juni 1929. Ia lahir di desa terpelosok serta dari keluarga kecil, orang tuanya pun hanya menjadi pegawai negeri. Baudrillard menjadi seorang kritis dalam keadaan sosiologis, ketika ia berada di Aljazair pada tahun 1950an. Kemudian, pada tahun 1958-1966 ia mulai mempelajari Bahasa Jerman di Universitas Sorbonne di Paris dan menjadi seorang guru Bahasa Jerman di Lycee. Baudrillard juga sangat suka mendalami persoalan di bidang filsafat, budaya, dan sosiologi. Dalam perjalanan hidupnya, Marshall McLuhan menjadi salah satu tokoh yang berpengaruh dalam pemikiran Jean Baudrillard mengenai pentingnya mengkaji teknologi informasi dalam pandangan sosiologis. 

Selain Marshall McLuhan, pemikiran Jean Baudrillard juga dipengaruhi oleh tokoh lainnya, diantaranya Mercel Mauss yang mengkaji tentang objektivitas dan sosiologi linguistik, Bataille yang mengkaji tentang surealisme dan erotisme, lalu ada juga Levi Strauss yang mengkaji strukturasi, dan masih ada tokoh lainnya. Dari beberapa tokoh yang disebutkan tadi, pemikiran Baudrillard ini lebih bercorak ke Marxisme. Dalam pemikiran Marxisme yang mengenai teori tentang media iklan dan teknologi, Baudrillard menjadi terpengaruh dalam pemikiran tersebut, sehingga ia menciptakan konsep "Simulacra".

Konsep Simulacra di dalam jurnal yang berjudul, “JEAN BAUDRILLARD’S SIMULACRA THEORY IN THE COMMUNICATION WORLD OF MASS MEDIA” dijelaskan bahwa simulacra ini merupakan simbol, tanda, nilai, fakta yang tampak dalam realitas yang tidak memiliki referensi dalam kebenarannya yang dapat disebut sebagai dunia simulasi. Dunia simulasi ini merupakan model-model yang memanipulasi dalam realita yang sesungguhnya (Baudrillard 1985). Di mana hubungan simulasi ini melibatkan tanda fakta atau realita yang melalui proses reproduksi serta citra yang tercipta atau rekayasa yang keduanya saling mencampur aduk sehingga tidak dapat mengetahui yang nyata atau palsu. Dengan demikian, Simulacra ini sebagai hasil dari simulasi yang menciptakan sebuah realitas dalam keadaan semu dan penuh kepalsuan.

Seperti halnya yang telah terjadi pada kehidupan kita, di mana kita mengalami adanya simulasi dalam realitas. Adapun salah satu simulasi yang terjadi dalam realitas saat ini, seperti munculnya dunia virtual yang sudah terkenal di kalangan masyarakat dengan adanya media sosial, televisi, serta teknologi lainnya. Dunia virtual tersebut merupakan dunia yang diciptakan dari sebuah ilusi atau halusinasi hingga menjadi sebuah kehidupan yang nyata. Dalam dunia virtual saat ini, kita dapat melihat bahwa suatu berita yang ditayangkan di media sosial ini lebih dipercayai oleh masyarakat tanpa mencari tahu fakta yang sebenarnya hingga kita menjadi termakan oleh sebuah informasi yang palsu, yang biasa disebut dengan Hoaks. Hoaks disini merupakan sebuah konten yang direkayasa atau dipalsukan tergantung pada simulasi yang diciptakan, sehingga pengguna media sosial jadi terpengaruh oleh konten tersebut dan mengabaikan realitas yang sesungguhnya.

Adapun salah satu contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai konten Hoaks dalam konsep Simulacra, yaitu pada tahun 2012 dimana pada saat itu media sosial banyak yang memberi informasi bahwa akan terjadi kiamat pada tahun tersebut. Namun, berita tersebut masih simpang siur dan belum ada kebenarannya, tetapi masyarakat sudah menyakini bahwa memang 2012 akan terjadi kiamat, sehingga mereka mulai takut dan berbondong-bondong untuk mempersiapkan apapun untuk menunggu datangnya kiamat.. Dari berita tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi yang disampaikan hanya sebuah simulasi yang masih belum ada kebenarannya, akan tetapi masyarakat sudah terpengaruh oleh berita tersebut. Dalam contoh yang dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa simulacra ini mengontrol masyarakat secara halus dengan menipu dan menyakini bahwa simulasi merupakan realitas yang sebenarnya, sehingga masyarakat menjadi tidak sadar adanya simulasi di kehidupan mereka.

Daftar Pustaka :

Azwar, M. (2014). Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan upaya pustakawan mengidentifikasi informasi realitas. Jurnal Ilmu Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 2(1), 38-48.


Saumantri, T., & Zikrillah, A. (2020). Teori Simulacra Jean Baudrillard dalam Dunia Komunikasi Media Massa. ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 11(2), 247-260.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline