Lihat ke Halaman Asli

Nabilah Itaqlala

Universitas Airlangga.

Kembali ke Desa: Pertahankan Kelestarian Desa dengan Menghargai Bukan untuk Membeli

Diperbarui: 2 Juni 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Berbicara mengenai pedesaan, sepertinya kalimat yang sering terlintas dalam pikiran adalah damai, tenang, asri, dan berbagai penilaian lainnya tentang suasana lingkungan di desa. Dikarenakan pedesaan merupakan sebuah lingkungan yang terbilang sedikit bangunan dan lebih menyatu dengan alam. 

Dengan lingkungan yang seperti itu, tak heran jika banyak wisatawan yang menghampiri dengan berkedok healing. Ini merupakan kalimat yang sering digunakan pada kalangan muda yang dapat diartikan sebuah tindakan untuk menyegarkan kembali pikiran serta meninggalkan kesibukannya dengan cara berlibur di nuansa alam.

Tetapi pandangan tentang pedesaan juga terkadang identik dengan "ketertinggalan", entah tertinggal dalam aspek perekonomian, sumber daya manusia yang rendah, infrastruktur yang kurang diperhatikan, dan mungkin masih banyak lagi. 

Terkadang penduduk desa pun juga merasa di pandang sebelah mata karena hal tersebut. Ini yang membuat penduduk desa kehilangan kepercayaan diri atau merasa minder. Yang sangat disayangkan adalah minder dengan pekerjaan yang sedang di tekuni.

Desa yang terletak di dekat wilayah pesisir, memanfaatkan wilayahnya dengan bekerja sebagai nelayan. Kemudian desa yang berada di pegunungan memanfaatkan tanah pasirnya dengan bekerja sebagai petani. 

Dua contoh pekerjaan yang berada di desa itu menurut saya sangat mulia. Mereka memanfaatkan alam yang merupakan ciptaan Tuhan dan semestinya memang harus dimanfaatkan karena itu pemberian dari Tuhan yang sangat berlimpah.

Berbicara mengenai penduduk desa yang minder seperti yang telah saya sebutkan diatas, saya ingin menepis dengan cara mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh penduduk desa. 

Banyak pemuda yang didesa pasti memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Namun terkadang ada beberapa yang justru memilih untuk memendam bakatnya karena merasa tidak akan berguna. 

Saya rasa perlu sekali kunjungan pemuda atau mungkin mahasiswa ke desa untuk belajar kreativitas disana. Saya yakin setiap desa pasti punya keunikannya masing-masing.

Indonesia hidup karena desa, Indonesia kaya juga dari desa. Bahkan banyak bahan pangan alami yang tumbuh di desa. Rempah-rempah yang dahulunya menjadi alasan negara lain menjajah Indonesia pun tumbuh dari desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline