Lihat ke Halaman Asli

Nabilah Fathin LH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Menyelami Keindahan Tradisi "Mberot": Kearifan Lokal Dusun Jajang

Diperbarui: 6 Januari 2024   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar pribadi 

 Dusun Jajang, yang terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Poncokusumo, memiliki kekayaan budaya yang memikat dalam tradisi Banteng-bantengan atau Mberot. Dusun ini juga merupakan letak daerah tempat kami, mahasiswa KKM atau KKN kelompok 95 dari Universitas UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengabdi kepada Masyarakat. Tradisi ini tidak hanya sekadar pertunjukan lokal, tetapi juga mencerminkan kearifan dan keindahan khas masyarakat setempat.

Menurut informasi dari salah satu anak warga dusun Jajang "Ayo mbak mas, liat mberot. Di sini sering ada latihan mberot atau banteng-bantengan mbak mas" ucap Fikri.

Mberot di Dusun Jajang bukanlah sekadar acara hiburan semata, melainkan ekspresi mendalam dari warisan budaya yang dijaga dan dilestarikan oleh generasi-generasi sebelumnya. Dalam setiap gerakan dan tarian yang dilakukan, tersirat nilai-nilai kehidupan masyarakat Jajang. Diketahui, terdapat informasi bahwasannya budaya mberot di desa ini terkelompokkan dan mencakup lebih dari tiga grup. Pemain yang memainkan mberot ini terdiri dari orang dewasa hingga anak-anak.

Tradisi ini melibatkan pentas tarian berpasangan dengan kostum yang menggambarkan keanggunan dan kekuatan banteng. Musik tradisional khas Jawa Barat menjadi pengiring yang memadukan harmoni alami dengan gerakan yang penuh makna. Setiap detail dalam Banteng-bantengan menciptakan pengalaman yang begitu memikat bagi penonton.

Selain nilai estetika, tradisi ini juga menjadi medium interaksi sosial antarwarga. Dalam prosesi Banteng-bantengan, masyarakat Dusun Jajang dapat saling berkomunikasi, bertukar pengalaman, dan memperkuat rasa persatuan. Ini bukan sekadar pementasan, tetapi juga perayaan kebersamaan yang mengikat hati masyarakat setempat.

Kearifan lokal tercermin dalam pemilihan tema, kostum, dan gerakan yang melibatkan simbol-simbol penting bagi masyarakat Jajang. Setiap elemen dalam Banteng-bantengan menggambarkan hubungan erat antara manusia dan alam, menciptakan harmoni yang menyentuh hati.

Dengan mengeksplorasi tradisi Banteng-bantengan atau mberot, kita tidak hanya dapat menyaksikan keindahan pertunjukan, tetapi juga meresapi makna kearifan lokal yang melekat dalam setiap gerakannya. Dusun Jajang menjadi salah satu daerah saksi hidup dari warisan budaya yang perlu kita lestarikan agar terus berkembang dan diapresiasi oleh generasi mendatang. Tradisi ini bukan hanya milik Dusun Jajang, tetapi juga menjadi bagian berharga dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dijaga dengan cinta dan kebanggaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline