Lihat ke Halaman Asli

Nabilah Dwi

Mahasiswa

Menelusuri Jejak Peninggalan Kolonialisme di Bandung: Goa Belanda dan Goa Jepang yang Ada di Kawasan Tahura

Diperbarui: 3 Desember 2022   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Dok. pribadi

Pada hari Minggu (27/11/22) menjadi saksi nyata bahwasanya mahasiswa PMM Inbound UPI melakukan kunjungan di suatu kawasan yang merupakan peninggalan kolonialisme. Disini kami memulai perjalanan pukul 10.00 WIB dengan menggunakan 4 Bis. Perjalanan menuju kawasan Tahura terbilang cukup cepat karena kala itu keadaan jalan tidak begitu macet. Sesampainya di Tahura kami yang berangkat dengan 5 kelompok dipecah menjadi 3 kelompok dipandu oleh pemandu yang ada disana. 

Tujuan kelompok saya kala itu menelusuri Goa Jepang. Goa Jepang berada 500 meter dari gerbang utama Taman Hutan Ir. H Djuanda. Goa Jepang menjadi saksi kemerdekaan Indonesia di mana rakyat dan para pejuang memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, serta mengusir para penjajah. Konon katanya saat memasuki Goa ini kita dilarang menyebutkan kata "Lada" karena dianggap sakral. Menurut masyarakat setempat, kata tersebut berkaitan dengan nama seorang tokoh masyarakat yang begitu dihormati, yaitu Eyang Lada Wisesa. Sepeninggalan Lada, nama ini bahkan disakralkan. Hingga pantang disebut untuk menghormatinya.

Goa Jepang ini didirikan oleh militer Jepang tahun 1942. Awalnya tempat ini dijadikan barak militer dan perlindungan para tentara Jepang. Goa Jepang memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan, yang semuanya menyambung. Juga ada empat kamar yang digunakan oleh para panglima perang Jepang untuk beristirahat dan mengatur strategi. Konon, untuk membangun Goa Jepang ini, militer Jepang memanfaatkan masyarakat Indonesia secara paksa atau kita kenal dengan Romusha. Banyak rakyat Indonesia yang terlibat dalam Romusha (kerja paksa) tewas dalam pembuatan goa ini.

Selanjutnya, kami pergi menuju Goa Belanda. Nah Goa ini bisa di bilang versi luasnya dari Goa Jepang. Goa Belanda ini didirikan pada tahun 1912 oleh kolonial Belanda. Awal mulanya gua ini merupakan sebuah terowongan yang digunakan untuk menyadap aliran air Sungai Cikapundung yang digunakan oleh PLTA Bengkok. Terowongan yang kini disebut Gua Belanda ini sendiri berdiri sepanjang 144 meter dengan lebar 1,8 meter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline