Lihat ke Halaman Asli

Nabilah Dwi

Mahasiswa

Gajah Putih sebagai Simbol Kejayaan dan Kesucian, Ternyata Juga Terdapat di Vihara Vipassana Graha Lembang

Diperbarui: 19 Oktober 2022   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

Vihara Vipassana Graha merupakan sebuah pusat ibadah Buddha Theravada yang terletak di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Vihara ini pada awalnya didirikan pada tanggal 3 Oktober 1976 oleh sebuah Majelis Agama Buddha yaitu Majelis Pandita Buddha Dhamma Indonesia (MAPANBUDHI) di Bandung. Beberapa tahun kemudian namanya diubah menjadi Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (MAGABUDHI). Pada kala itu, umat Buddha belum memiliki vihara tetap dan berpindah-pindah tempat saat melakukan pertemuan dan kebaktian.

Atas jerih payah dan kerja keras, akhirnya pada bulan April tahun 1988 didapatlah tawaran sebidang tanah seluas 2 ha yang terletak di Jl. Kol. Masturi No 69, Desa Sukajaya, Kec. Lembang. Sesudah ditinjau dan diteliti ternyata tanah tersebut sangat cocok untuk dibangun sebuah pusat meditasi karena letaknya di perbukitan, hawanya sejuk dan situasinya sangat nyaman. Dengan nama Pusat Meditasi Buddha Vipassana Graha, Yayasan Bandung Sucinno Indonesia, bangunan memperoleh izin tertanggal 7 Agustus 1991 dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bandung.

Pada tanggal 23 Februari 1992, dilakukan upacara peletakan batu pertama pembangunan Vipassana Graha dengan Panitia Pembangunan Bapak I Gede Sedana, Bidang Perencana adalah Sipanti Samaggi Group yang diketuai Bapak Ir. Amir.

Ada yang unik pada vihara ini, yaitu terdapatnya dua ekor patung gajah putih yang sedang mengangkat roda Dhamma yang mana pada ajaran agama Buddha memberikan simbol kejayaan. Tak hanya itu, di sekeliling Vihara juga bernuansa putih dan keemasan dilengkapi dengan tanaman-tanaman segar seperti bunga Asoka.

Vihara Vipassana Graha ini sebenarnya terbuka untuk umum tetapi ada peraturan khusus ketika memasuki wilayah ini yaitu berpakaian sopan seperti tidak memakai rok/celana pendek. Jika telah terlanjur memakainya, pengurus Vihara biasanya meminjamkan sehelai sarung. (19/10/22)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline