Identitas Buku
Judul Buku : Agama Agenda Demokrasi dan Perubahan Sosial
Penulis : Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.
Penerbit : Deepublish
Tahun Terbit : 2015
Sub bab yang di review : Pendidikan Pemilu ( hal 73)
Reviewer : Nabila Nurul Hasanah (222111072)
Kali ini saya berkesempatan untuk mereview dan menganalisa terkait salah satu sub bab di buku ini yaitu "Pendidikan Pemilu". Analisa yang akan dijabarkan mengacu pada yuridis normatif dan empiris. Pada Sub bab ini akan mengulik salah satu unsur yang menentukan dalam pelaksanaan pemilihan umum adalah perubahan orientasi rakyat dalam pendidikan politik rakyat. semangat penyelenggaran pemilu dengan meningkatkan pemahaman politik rakyat erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia.
Dalam permasalahan ini beberapa waktu yang lalu dalam pesta demokrasi baik tingkat daerah(l0cal) maupun nasional kesiapan untuk kalah dalam permainan politik dibutuhkan psikologi masa yang baik. Terutama kasus kekalahan kekalahan Megawati Sukarno Putri dari Gus Dur dalam pemilihan presiden oleh majelis permusyawaratan rakyat (MPR) yang menimbulkan luapan emosi pendukungnya dan demikian juga kekalahan kubu Mardidjo bersaing dengan Mardianto dalam pemilihan gubernur jawa tengah pada Agustus Tahun 2003.
Pada pendekatan yuridis empiris dalam kasus permainan politik antara dua kubu tersebut banyak sekali menimbulkan pro dan kontra antara kedua pendukung para kubu tersebut. Hal tersebut menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat. Kalah dan menang hakikatnya sama untuk membangun sistem politik yang kokoh untuk bangsa ini. Tanpa pemahaman demikian dalam kehidupan politik bangsa kita selalu kembali kebelakang.
Sedangkan pada pendekatan yuridis normatif kasus ini telah diatur oleh Undang-Undang Nomer. 12 Tahun 2003tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD, PROVINSI, dan DPRD Kabupaten /Kota menggunakan sistem profosonal dengan daftar terbuka untuk pemilu anggota DPR dan DPD. Yang artinya bahwa pemilu akan memilih gambar partai dan memilih calon anggota legislatif sehingga sahnya pencoblosan adalah memilih gambar partai dan nama calon anggota legislatif yang berada dibawah gambar partai peserta pemilu.
Dari kasus di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwasannya kematangan politik akan terlihat jika sebagian besar masyarakat pemilih menggunakan hak pilihnya secara rasional dengan pemahaman penuh tentang hak-hak politik dan kewajiban negara. Pendidikan politik adalah upaya penyadaran akan hakikat pemilu, bagaimana rakyat dapat menghayati pemilu diselenggarakan, bagaimana manfaat yang dapat diperoleh oleh rakyat dalam mencapai pemilu yang demokratis. Kesadaran itu tidak hanya tumbuh secara alami tetapi harus melalui proses pembelajaran yang secara intensif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H