Lihat ke Halaman Asli

Dampak Krisis Regenerasi Petani terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia

Diperbarui: 19 Mei 2023   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketahanan pangan merupakan kemampuan suatu negara untuk menyediakan akses yang memadai dan kesediaan pangan yang mencukupi untuk seluruh penduduknya. Namun, di Indonesia sendiri, ketahanan pangan masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Tantangan ini berasal dari sektor pertanian. Sektor pertanian sendiri menjadi salah satu sektor yang sangat berperan penting untuk keberlanjutan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Hal ini karena sektor pertanian memiliki banyak peran penting dalam penyediaan bahan pangan, penyediaan lapangan pekerjaan, dan juga sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat Indonesia.

Seiring berkembangnya zaman, petani semakin dianggap sebagai profesi yang kuno oleh kebanyakan generasi muda. Selain itu, menjadi petani dianggap masih kurang menguntungkan secara finansial dan kurang setimpal dengan yang dilakukan petani dalam pekerjaannya. Hal ini lah yang akhirnya menimbulkan krisis regenerasi petani.

Regenerasi petani mengacu pada proses penggantian petani yang lebih tua dengan generasi petani muda. Krisis regenerasi petani dapat memiliki dampak serius terhadap ketahanan pangan. Berikut ini adalah beberapa dampak dari krisis regenerasi petani terhadap ketahanan pangan:

1. Penurunan produksi bahan pangan

Krisis regenerasi petani mengakibatkan berkurangnya jumlah petani yang aktif dalam memproduksi bahan pangan. Kurangnya jumlah petani yang terampil dan berpengalaman juga dapat mengakibatkan penurunan produksi bahan pangan secara keseluruhan. Hal ini akan mengganggu ketersediaan pangan dan menyebabkan kenaikan harga pangan, terutama jika permintaan tetap tinggi.

2. Pasokan pangan menjadi tidak stabil

Dalam situasi krisis regenerasi petani, pasokan pangan dapat menjadi tidak stabil, terutama pada jenis pangan tertentu. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpastian dan meningkatkan risiko kelaparan atau ketidakcukupan gizi di masyarakat.

3. Ketergantungan pada impor pangan

Jika produksi bahan pangan dalam negeri menurun akibat krisis regenerasi petani, negara dapat menjadi lebih bergantung kepada impor pangan. Ketergantungan ini dapat meningkatkan risiko pasokan pangan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan harga global, perubahan kebijakan perdagangan, atau situasi darurat di negara pemasok. Ketergantungan yang tinggi pada impor pangan dapat mengancam keamanan pangan di suatu negara.

4. Penurunan kualitas pangan

Krisis regenerasi petani juga dapat berdampak pada kualitas pangan yang dihasilkan. Kurangnya petani yang menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat menyebabkan peningkatan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Selain itu, kurangnya petani yang memahami praktik-praktik pertanian modern dan efisien dapat berdampak pada penggunaan teknologi yang kurang tepat. Hal ini dapat berpotensi mengurangi kualitas pangan yang dihasilkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline