Lihat ke Halaman Asli

Tanggung Jawab Kaum Intelektual dan Wajah Organisasi Farmasi-UH

Diperbarui: 31 Desember 2018   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TANGGUNG JAWAB KAUM INTELEKTUAL

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Perkenalkan nama saya Fitri seorang pemimpi yang selalu berharap bisa menjadi pemimpin.

Dalam tulisan ini saya akan merangkum materi yang dibawakan oleh kak Bobby Sugara yang tidak lain adalah Presiden Demisioner BEM KEMAFAR-UH (Badan Eksekutif Mahasiwa Keluarga Mahasiswa Farmasi Universitas Hasanuddin) periode 2016/2017.

Kali ini, pemateri yang akrab disapa kak Bobby menyampaikan materi mengenai "Tanggung Jawab Kaum Intelektual"..

Pertama-tama yang perlu kita ketahui adalah apakah yang dimaksud kaum intelektual? Apakah mahasiswa adalah kaum intelektual ataukah pantas disebut kaum intelektual? Ataukah menjadi mahasiswa belum bisa menjamin bahwa kita termasuk kaum intelektual.

Dalam materi ini Kak Bobby menjelaskan pengertian kaum intelektual yakni kaum yang menggunakan akal dan pikirannya dengan benar, tepat dan sesuai tempatnya. Dalam artian dia selalu bisa memposisikan diri serta tau bagaimana kaum itu seharusnya bersikap.

Jadi apapun profesimu, dari mana kau berasal, walau kau seorang presiden sekalipun jika belum tau menggunakan akal dan pikirannya dengan benar maka kau belum layak disebut kaum intelektual.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa kita sebagai mahasiswa yang berkutat dikampus untuk menempuh pendidikan tertinggi ternyata di biayai oleh masyarakat melalui subsidi pemerintah yang berasal dari pajak yang dibayar masyarakat. Maka dari itu harusnya kita sebagai mahasiswa lebih memperhatikan hal itu dan menjadikannya alasan kenapa kita harus mengabdi pada masyarakat, berpihak kepada rakyat, dan sebagai sarana menyampaikan aspirasi dari masyarakat.

Dalam penjelasannya sempat Kak Bobby menggambar sebuah sesuatu yang awalnya saya kira adalah sebuah gunung, namun nyatanya yang beliau gambar adalah sebuah piramida. Dalam piramida itu, beliau menunjukkan  bahwa Mahasiswa adalah penghubung antara Pemerintah (Pembuat Kebijakan) dengan Masyarakat (Penerima Kebijakan) yang merupakan salah satu dari banyaknya tanggung jawab kaum intelektual (mahasiswa).

Jika kita membahas tentang bagaimana membalas budi kepada masyarakat maka yang biasa muncul adalah tentang rupiah karena mereka  berperan dalam pembiayaan kuliah kita, jadi otomatis kita harus mengembalikan uang ke mereka. Namun sebenarnya tidak seperti itu, mengabdi kepada masyarakat tidak ada hubungannya sama sekali dengan memberi mereka uang melainkan memaksimalkan ilmu yang kau dapat untuk bisa di aplikasikan kepada masyarakat nantinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline