Lihat ke Halaman Asli

NabilahAsna

Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia di UIN Raden Mas Said.

Kisah Penuh Kebohongan

Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kota Solo yang berada di Jawa Tengah ini sangat diimpikan dari banyaknya orang, kota yang nyaman, indah, menarik. Berada dilingkup kota ini ketidaksengajaanku. Bersyukur sekali aku di tempatkan kota ini. namaku Nika aku mahasiswa di kampus ternama Solo. Aku mengambil jurusan Sastra Indonesia, terlihat remeh dikalangan orang-orang tapi aku menyukainya. Merantau disini tanpa ada kenalan siapa pun berjalan sendiri, berproses sendiri demi mencapai sebuah angan yang tinggi.

Saat ini aku menginjak semester enam. Pengalaman-pengalaman yang ku dapatkan begitu berarti, mulai kegiatan kampus, kegiatan luar kampus yang begitu memberikan banyak pelajaran. Aku mengira dulu sangat berat untuk tambah semester tapi, aku bisa melaluinya. Agenda semester enam ini adalah pengadaan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kampus memberikan informasi akurat untuk seluruh mahasiswa. Aku sibuk mengurus persiapan KKN. Aku dan Khusna teman asramaku ngobrol receh sembari makan nasi bungkus. Khusna mengolok-ngolokku karena akan KKN, karena banyak drama yang nantinya akan terjadi entah kisah cinta, warga, lokasi yang angker dan sebagainya. Aku menimpalinya dengan tawa terbahak-bahak sehingga suasana kamarku jadi riuh tawa. Aku kembali berpikir benar juga apa yang dikatakan Khusna. Ah, biarlah aku tak peduli nantinya toh, aku biasa saja. Gemuruhnya matahari membuatku lelah dan mengantarkanku tidur.

Hari esok menyapaku dengan riang. Setengah sadar ku membuka ponsel lalu, membuka laman kampus. Sontak terkaget aku langsung duduk dan terus memantau ponsel ya, kelompok KKN sudah terbagi dan mendapatkan kelompok KKN 29 ada 14 kelompok namun, aku tidak mengenal satu sama lain. Setelah itu, aku mencari informasi terkait kelompokku agar segera dibuat grup KKN tersebut. Tiba-tiba Khusna menghampiriku karena terheran, sontak aku kaget dan memukulnya. Aku bilang padanya bahwa kelompok KKN sudah dibagi dan nanti hari Selasa berkumpul di Warmindo. Khusna hanya tersenyum dan menyemengatiku. Pertemuan hari Selasa itu sudah terlaksana dan bermusyawarah membagi tugas masing-masing dan rancangan program kerja kedepannya.

Memasuki hari pertama KKN begitu bahagia dengan bertemunya teman-teman baru. Aku dan teman-teman berkumpul di halaman kampus sembari mengecek perlengkapan kembali. Setelah itu, berangkat menuju lokasi KKN yang terletak di Kota Susu. Sampai lah di posko KKN yang sejuk dan tenang, disambut hangat oleh tuan rumah dan kami beristirahat. Memasuki minggu ketiga suasana hati mulai merasakan hal yang beda. Aku dengan salah satu temanku KKN namanya Dika, dari jurusan akutansi ya, karena sering mendapatkan kelompok tugas yang bersamaan tumbuhlah rasa yang tak disengaja. Dika selalu memiliki gebrakan di setiap harinya untuk sekadar mendekatiku meskipun sudah sering ku tolak.

Dika tetaplah Dika selalu memperlihatkan sikapnya terhadapaku. Malam nanti akan diadakan rapat seluruh anggota KKN yaitu pembagian tugas mengajar TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) di beberapa dusun. Ketua kelompok mengocok kertas yang sudah diberi nama per individu. Teman-temanku sudah mendapatkan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 dan 3 anggota, sekarang giliranku dan aku mendapatkan kelompok 4 yang terdiri dari Dika, Sela, Aliya. Aku menggerutu dalam hati kenapa ada Dika lagi sebelumnya juga sudah dengan Dika. Aku hanya pasrah dan tetap menjalankan tugas dengan semestinya. Dika mengirim pesan padaku.

"Nik, besok TPA boncengan dengan siapa?"

"Ah, gampang paling aku sama Aliya, kamu sama Sela aja, soalnya mereka berdua gaada yang berani nyetir"

"Okedeh"

Malam yang tenang nan sunyi menujukkan pukul 20.00 WIB. Pak Soni menghampiri posko KKN. Teman-teman kebetulan sedang habis makan dan bercengkrama mengenai cerita di desa yang ku tempati. Pak Soni mengatakan di desa sebelah terdapat bukit cantik kurang lebih 6 menit. Teman-temanku penasaran dan ingin kesana, akhirnya ketua memutuskan untuk mengunjungi bukit tersebut besok pukul 05.00 WIB.

Sang fajar sudah menyapa dengan ramah. Teman-teman mulai bergegas dari tempat tidur melaksanakan salat subuh lalu siap-siap untuk berangkat ke bukit. Anak laki-laki sudah menunggu di depan posko cewek. Anak-anak cewek sudah selesai, bunyi motor menggelegar di perkampungan. Pemandangan yang begitu cantik melewati area persawahan dan udara yang sejuk.

Setengah perjalanan jalan mulai sempit dan terjal jadi, harus hati-hati cukup menegangkan. Teman-teman masih semangat dan akhirnya sampai di bukit cantik itu. Aku dan teman-teman berburu momen indah itu, menikmati matahari terbit sambil berfoto ria. Saat aku berfoto dengan Fiana tiba-tiba Dika menghampiriku dan ingin berfoto denganku. Aku menolaknya dengan keras namun, Dika tak memperdulikanku. Aku melanjutkan foto sendiri Dika masih tetap sabar menungguku, dengan pasrah aku meng-iyakan ajakannya untuk foto namun ku kasih jarak. Teman-temanku langsung menyorakiku dan Dika. Ah, memang menyebalkan keadaan saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline