Pendahuluan
Merkantilisme adalah suatu ideologi ekonomi yang menekankan pentingnya memperbanyak kekayaan nasional melalui perdagangan internasional dan akumulasi emas. Pada abad ke-16 hingga ke-18, merkantilisme mendominasi pemikiran ekonomi global. Artikel ini membahas kembalinya merkantilisme pada abad ke-21, menganalisis konteks historis dan dampaknya terhadap ekonomi politik internasional.
- Konteks Sejarah Merkantilisme
Merkantilisme awalnya muncul sebagai respons terhadap kondisi ekonomi dan politik masa itu, di mana negara-negara berlomba untuk mendapatkan keunggulan ekonomi dan politik. Kebijakan proteksionisme dan kontrol pemerintah terhadap perdagangan dianggap esensial untuk memperkuat negara.
Contoh Studi Kasus: Praktik proteksionisme pada masa merkantilisme dapat dilihat dalam kebijakan Inggris melalui Undang-Undang Navigasi pada abad ke-17. Kebijakan ini mengharuskan penggunaan kapal Inggris untuk perdagangan antar koloni, memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan. - Kembalinya Merkantilisme pada Abad ke-21
Pada abad ke-21, beberapa negara kembali mengadopsi kebijakan merkantilis dengan meningkatnya proteksionisme dan kontrol pemerintah. Contoh nyata termasuk Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump yang menerapkan kebijakan tarif tinggi untuk melindungi industri dalam negeri.
Contohnya bisa kita lihat pada Perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, terutama selama pemerintahan Trump, mencerminkan kembalinya praktik merkantilis. Kedua negara saling memberlakukan tarif tinggi sebagai respons terhadap ketidaksetaraan perdagangan dan persaingan ekonomi. - Dampak Terhadap Hubungan Internasional
Dampak kembalinya merkantilisme terasa melalui ketegangan geopolitik dan perubahan aliansi. Negara-negara lebih cenderung melindungi kepentingan ekonomi nasional mereka, yang dapat memicu persaingan dan ketidakstabilan di tingkat global.
Mari kita lihat hubungan antara Rusia dan negara-negara Eropa mengalami ketegangan sebagai dampak dari kebijakan proteksionis dan sanksi ekonomi. Kontroversi seputar pasokan gas alam dan persaingan ekonomi menjadi pemicu konflik. - Tantangan dan Peluang
Tantangan kembalinya merkantilisme melibatkan penyesuaian terhadap ketidakpastian ekonomi dan ketegangan geopolitik. Namun, ada peluang bagi negara-negara yang dapat mengidentifikasi strategi yang tepat untuk memanfaatkan kebijakan ekonomi nasionalis.
Contoh Studi Kasus: Singapura, dengan ketergantungannya pada perdagangan internasional, merespon kembalinya merkantilisme dengan berinvestasi dalam diversifikasi ekonomi dan inovasi. Ini menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. - Kesimpulan
Kembalinya merkantilisme menjadi katalisator perubahan dalam ekonomi politik internasional. Sejarah merkantilisme memberikan wawasan tentang dinamika yang mendasarinya, sementara studi kasus kontemporer memperjelas bagaimana prinsip-prinsip ini masih relevan dalam dunia yang semakin terhubung secara global. Dengan memahami dan merespon secara bijaksana terhadap fenomena ini, negara-negara dapat membentuk masa depan ekonomi dan politik global dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H